banner 1200x300

Geser Beasiswa Untuk Covid-19, Mahasiswa Gorontalo Protes Anggaran Pemprov Untuk Infrastruktur

Foto : Istimewa
banner 120x600
banner 468x60

Butota.id (Daerah) – Provinsi Gorontalo, Rencana Pemerintah Provinsi Gorontalo menggeser anggaran beasiswa untuk ribuan mahasiswa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19, menuai protes besar. Pasalnya, Pemerintah dinilai lebih mementingkan anggaran pada beberapa proyek yang bernilai Belasan hingga Puluhan Miliar daripada peningkatan SDM.

Kepada Butota, mantan Presiden BEM Poltekes Gorontalo Ilham Pakaya mengungkapkan kekecewaan terhadap pergeseran anggaran tersebut. Ilham menyebut Pemerintah mementingkan pembangunan infrastruktur dari pada program peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti apa yang menjadi program unggulannya.

banner 325x300

“ Ini tidak tepat sasaran, makanya mewakili teman-teman Mahasiswa lain saya merasa kecewa terhadap pergeseran ini, sekalipun saya bukan penerima. Harusnya anggaran yang digeser itu adalah anggaran yang tidak terlalu mendesak, seperti anggaran perbaikan jalan Jhon Ario Katili (Eks Andalas) yang bernilai Rp. 24,5 Miliar, pengadaan buku, dan juga pengadaan pupuk tebu yang bernilai Rp. 1 Miliar lebih untuk  Kabupaten Gorontalo dan Boalemo serta rekontruksi peningkatan struktur jalan pilolalenga biluhu tengah yang besaran anggaran cukup besar yaitu Rp. 18,2 miliar. Itu yang seharusnya digeser bukan anggaran untuk beasiswa,” Ungkap Ilham.

Mantan Presiden BEM Poltekes Gorontalo, Ilham Pakaya

Melihat beberapa item paket pekerjaan yang sejatinya saat ini sementara dilelang ulang itu, Ilham menambahkan kondisi mahasiswa yang akan membayar SPP merasa kesusahan. Hal ini kata Ilham, mahasiswa juga adalah pihak yang terkena dampak pandemi sehingga dirinya meminta kepada Pemerintah dan DPRD Provinsi Gorontalo agar dapat memperjuangkan harapan dari ribuan mahasiswa itu.

 “ Saya pikir masih banyak anggaran yang bisa digeser selaian anggaran beasiswa ini sebab itu dapat membantu meringankan beban dari mahasiswa, apalagi dalam waktu dekat kita mahasiswa akan membayar SPP. Olehnya, saya berharap Pemerintah dan DPRD dapat melihat nasib kami dan mementingkan aspirasi kami daripada proyek yang saat ini sementara dilelang ulang. Kan, logikanya kalau paket proyek yang dilelang ulang itu berarti belumlah penting. Disituasi seperti ini, tolong perhatikan nasib banyak orang akibat pandemi covid-19 daripada pembangunan infrastruktur,” Tambah Ilham.

mantan Presiden BEM Universitas Negeri Gorontalo, Fian Hamzah

Mantan Presiden BEM Universitas Negeri Gorontalo Fian Hamzah mengungkapkan keperihatinannya kepada mahasiswa yang sempat mengurus proses adminitrasi untuk dapat beroleh beasiswa tersebut. Menurut Fian, akibat pergeseran untuk penanganan Covid banyak kerugian yang didapat oleh mahasiswa.

“ Saya meminta kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo agar jangan menggeser anggaran besasiswa untuk penanganan Covid, kan masih banyak anggaran atau item lain yang bisa digeser dan lebih besar dari anggaran beasiswa dan berjumlah yang fantastis. Mahasiswa juga butuh untuk membayar SPP mereka, apalagi mereka itu sudah rugi baik waktu dan uang karena telah melengkapi kewajiban administrasi. Tolong pak, aspirasi ini harus didengar karena ada 2.000 mahasiswa yang menggantungkan pendidikannya di beasiswa itu,” Tegas Fian.

Daftar Paket pengadaan Pupuk di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo, yang saat ini sementara dilelang kembali

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo Hamid Kuna mengatakan bahwa pergeseran anggaran beasiswa 2.000 Mahasiswa di Gorontalo itu sudah tepat. Ketika menyinggung paket pengadaan pupuk bernilai miliar untuk Kabupaten Gorontalo dan Boalemo, kata Hamid itu lebih prioritas daripada beasiswa.

“ Mana yang lebih prioritas, beasiswa atau pertanian..??? Kan dilihat mana yang lebih prioritaskan. Sekarang kalau pupuk berteriak dan petani berteriak, kira-kira panennya bagaimana. Kalau mahasiswa kan masih bisa sekolah, jadi jangan kaitkan hal-hal itu. kita hanya melihat mana yang menjadi prioritas dari Pemerintah, ini akan berakhir pada pembahasan antara TAPD dengan Banggar seperti apa mereka merasionalisasi beasiswa. Kenapa dipotong, alasannya apa, kan begitu,” Jelas Hamid Pada prosesi wawancara dengan butota pada Kamis, 14/05/2020.

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dikporabud Provinsi Gorontalo Yosef Koton belum juga merespon selullernya. (B1)

banner 325x300