Butota.id (Daerah) – Kabupaten Gorontalo, Perayaan ketupat, yang menjadi tradisi budaya yang dilaksanakan 7 (tujuh) hari setelah hari raya Idul Fitri di Gorontalo, tahun ini berbeda. Pasalnya, kegiatan ini ditiadakan dalam rangka upaya untuk mencegah penyebaran pandemi covid -19.
Berdasarkan pantauan Butota, Masih terdapat aktifitas warga yang mempersiapkan kebutuhan kegiatan ” Perayaan Ketupat” tersebut. Namun kali ini di buat dengan cara sederhana dan di batasi, mengingat situasi sekarang ini dalam masa pandemi Covid 19.
Kepala Desa Yosonegoro Isa Amir Hanafi, kepada Butota mengatakan pihaknya tetap melaksanakan perayaan ketupat. Namun kegiatan tersebut dilaksanakan secara sederhana dan tidak membuat keramaian sesuai dengan hasil keputusan rapat antar Pemerintah dengan tokoh-tokoh masyarakat.
” Sesuai hasil rapat pemerintah kabupaten Gorontalo, perayaan ketupat di tengah pandemi Covid ini, kita buat sederhana mungkin dan tidak menerima tamu dari luar, juga tidak ada acara acara keramaian, ini hasil keputusan rapat antar pemerintah dan tokoh tokoh masyarkat,” Ujar Isa.
Selain itu, Kades Isa Hanafi menjelaskan bahwa perayaan ketupat di Desanya dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
” Selain itu sesuai keputusan bersama perayaan ketupat tahun ini di laksanakan dengan cara sederhana dan tetap mengikuti protol kesehatan Covid 19,” tambah Kades Isa Hanafi
Arifin N hulaingi, Salah satu warga Yosonegoro ketika ditemui Butota mengatakan dirinya bersama keluarga tetap melaksanakan perayaan ketupat. Namun kata Arifin, dirinya bersama keluarga hanya melaksanakan secara sederhana dengan tidak menerima tamu yang datang.
” Tahun ini memang kita merayakan hari raya ketupat dengan cara sederhana sesuai anjuran dari pemerintah kabupaten Gorontalo, karena dalam masa pademi covid 19. Dan kami tidak menerima tamu dari luar karena perayaan hanya untuk keluarga saja,” Ucap Arifin.
Lebih lengkap, Arifin menjelaskan untuk tahun ini dirinya tidak mempersiapkan seperti apa yang dilakukan ditahun – tahun sebelumnya. Bahkan, kata Arifin, untuk keluarga yang tidak serumah, akan diantarkan langsung ke rumah masing-masing.
” Tahun ini Kami membuat nasi bulu tidak banyak seperti tahun tahun kemarin, tahun ini kita buat hanya 200 buah kalo tahun kemarin kita membuat 500 buah nasi bulu yang meng habiskan beras 500 koli, tahun ini cuma 200 koli. Ini juga akan kita bagikan kepada saudara kita dan tetangga dekat dengan cara kita antar ke rumahnya, supaya mereka tidak datang ke rumah untuk bersilahturahmi, karena kita tahu kondisi sekarang ini,” Tutup Arifin. (B2)