Butota.id (Politik) kabupaten Gorontalo – Teka teki rencana maju atau tidaknya Rustam Akili pada perhelatan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2020 ini, dipertanyakan sebagian orang. Pasalnya, mendengar isu Rachmad Gobel yang digadang menuju kursi menteri di Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, pun membuat statusnya sebagai calon Pengganti Antar Waktu (PAW) mulai dikaitkan untuk duduk manis di kursi empuk DPR RI.
Kepada media, Rustam Akili mengatakan bahwa untuk membuktikan isu tersebut dilihat pada waktu pendaftaran Cabup dan Cawabup nanti. Namun dirinya membantah, jika saat ini dirinya tidak serius pada Pilkada Desember nanti.
” Nanti pada tanggal 4 September nanti kita lihat, (Jika,red) Rustam Akili tidak mendaftar, nah itu lawan kotak kosong,” Kata Rustam, saat ditemui di Sekret DPD NasDem Kabgor (7/8).
Rustam menambahkan, dinamika politik di kabupaten Gorontalo sangat dinamis. Menurut Rustam, mendekati tahapan pendaftaran banyak pihak yang saling mengklaim berbagai hal termasuk optimisme untuk memenangkan Perheletan Lima Tahunan itu.
” Dinamik politik di Kabgor saat ini memang sungguh dinamis. Artinya karena kita ini sudah jadwal tahapan dan sebentar lagi jadwal pendaftaran maka orang saling mengklaim, dan itu biasa. Dan soal pengklaiman setiap calon yang bakal maju di Pilkada nanti, sangat tidak bagus dalam Demokrasi,” Tambah Rustam.
Pria yang juga ketua DPD NasDem Kabgor itu menjelaskan bahwa dirinya telah matang dalam dunia politik di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan pengalamannya kata Rustam, sudah sangat memahami perilaku para politisi yang ada.
” Saya politisi yang sudah teruji di beberapa fase kepemimpinan di Kabupaten Gorontalo. Saya pernah jadi ketua Golkar cukup lama, dan pernah menjadi anggota DPRD selama 15 tahun, tentunya hal ini cukup bagi saya untuk mengamati, melihat perilaku para politisi yang selalu mengklaim diri, dan itu dalam Demokrasi kurang bagus, apalagi mengandalkan kekuatan uang,” Kata Rustam.
Menyikapi perkembangan politik Pra Pilkada di Kabgor terlebih pada persoalan mahar Rustam menegaskan, bahwa partainya lebih memilih tidak mendapat Koalisi jika harus meminta dan memberi mahar politik.
” Saya tegaskan, lebih terhormat saya untuk tidak mendapat Koalisi, dari pada saya meminta (apalagi,red) memberi mahar Politik. Itu bagi partai Nasdem juga tidak boleh, dan Nasdem juga di samping tidak menerima, juga tidak memberi mahar Politik,” Tukasnya. (B1)