butota.id (Daerah) Provinsi Gorontalo – Pernyataan Juru Bicara Gubernur Gorontalo Noval Abdussamad, terkait dengan statemennya dibeberapa media online, pun ditanggapi Laskar Bela RA. Pasalnya, statement tersebut dinilai tidak cerdas dan besifat menghasut.
Jepri Polinggapo kepada beberapa media mengatakan bahwa kapasitas seorang Juru bicara yang meluruskan pernyataan dengan mengatakan bahwa Gubernur Gorontalo yang selalu berkoordinasi dengan Wakilnya, dilihat sudah cukup. Namun dengan mengomentari bahwa Rustam Akili tidak memiliki pengalaman sebagai kepala daerah dan hanya sebatas mencalonkan saja, yang kemudian menjadi penilaian tidak memahami soal kerja-kerja kepala daerah serta tidak pernah sukses menjadi kepala daerah adalah suatu justifikasi penghasutan. Kata Jepri, pernyataan tersebut cenderung menyerang pribadi Rustam Akili,.
” Jangan anggap RA itu tidak paham tentang pemerintahan, apalagi kerja Gubernur. Pengalaman 15 tahun sebagai anggota dan pimpinan di DPRD Provinsi dan Kabupaten, sudah cukup untuk menjadi referensi dalam tata kelola pemerintahan di daerah. Itu terlalu picik dan sempit cara berpikirnya. Sungguh fatal dan sangat disayangkan, kapasitas Jubir Gubernur Gorontalo yang seperti ini, ” Kata Jepri.
Mantan Ketua BEM Universitas Gorontalo itu mempertanyakan kecerdasan Jubir Gubernur Gorontalo, dalam menjelaskan mengelola pemerintahan di daerah. Melihat data dan fakta tentang daerah, menurut Jepri Pemerintah Provinsi Gorontalo justru gagal membebaskan bumi Serambi Madinah dari perangkap masalah sosial, Korupsi dan IPM. Sehingga, Kata Jepri hal itu yang seharusnya dibenahi sebab pemimpin jika dikritik itu wajar, terlebih masih memerintah.
” Bagaimana mungkin, Gorontalo masih menjadi daerah nyaris paling miskin di Indonesia. Itu artinya, Gubernur Gorontalo pun, walaupun sudah memegang jabatan ini selama dua periode, tapi cenderung gagal membebas Gorontalo dari perangkap kemiskinan, IPM yang rendah, gizi buruk. Ditambah lagi sejumlah perkara korupsi yang kian menjerat nadi kemiskinan di Gorontalo, Seharusnya ini yang menjadi perhatian Jubir, bukan menghasut apalagi mengatakan orang yang mengkritik pemimpinnya, dengan alasan yang tendesius. Bukankah kritik itu untuk meluruskan, agar kendali pemerintahan itu berjalan sesuai norma dan aturan yang berlaku, ” Jelas Jepri.
Di lain sisi, Jefri juga menyatakan bahwa hampir semua Perguruan Tinggi di Gorontalo, nyaris tidak pernah mendengarkan narasi konseptual pembebasan kemiskinan yang clear dari Rusli Habibie sebagai Gubernur Gorontalo. Belum lagi kata Jepri, penanganan Pandemi Covid-19 yang gagal serta masalah-masalah korupsi Gorontalo Outer Ring Road (GORR) yang hingga saat ini menyimpan misteri.
“ Coba, Berapa kali Gubernur Gorontalo memberikan pandangan cerdasnya dalam seminar ilmiah di perguruan tinggi yango ada di Gorontalo..??? masalah pandemi covid yang kita lihat bersama penanganannya paling banyak hanya bagi-bagi bantuan, kemudian yang paling banyak menyimpan misteri itu adalah korupsi mega proyek GORR. Ini yang harus kita perhatikan bersama, sehingga saya memberi peringatan keras kepada Jubir Gubernur agar hati-hati dalam menyampaikan pendapat dihadapan publik,” Tegas Jepri.
Terakhir, Jepri melihat sosok Jubir sudah seperti peramal. Menilai tanpa mengintropeksi diri, menurut Jepri adalah sebuah langkah yang tidak cerdas. Dalam memberikan statement yang berkaitan dengan kepentingan publik, seharusnya dapat melahirkan kesimpulan dan bukan malah memberikan kesimpulan yang tidak dipahami oleh rakyat.
” Ini jubir atau peramal,harusnya memberikan statement yg berkaitan dg persoalan yg disampaikan sehingga melahirkan pendapat menjadi suatu kesimpulan yg lebih jelas dan bisa dipahami oleh publik,” Tutup Jepri.(B1)