banner 1200x300

Lonjakan Kematian Ibu Hamil Di Gorut Memprihatinkan

banner 120x600
banner 468x60

Butota.id (Daerah) Gorontalo Utara – Lonjakan angka kasus kematian ibu hamil di Gorontalo Utara (Gorut) cukup memprihatinkan, dan butuh penanganan serius terkait kejadian tersebut. Sampai saat ini sudah 12 orang meninggal dengan berbagai penyebab.

Kepada Butota.id, Kadis kesehatan Gorut Rizal Yusuf Kune melalui Kabid Kesmas dr.H.Muhammad Ardiansyah., M.Kes menyampaikan, bahwa beberapa waktu kemarin telah dilaksanakan audit terkait persoalan tersebut, dan beberapa rekomendasi sudah dikeluarkan untuk kegiatan ini mulai tahun depan.

banner 325x300

“Ada berbagai faktor penyebab, diantaranya Penanganan fasilitas, keterlambatan penolongan, faktor penyakit tahunan, dan 2 orang meninggal terkonfirmasi Covid-19, untuk tahun 2020 sudah 12 orang meninggal. Peningkatan kematian ibu sesuai rumusan dari pusat 120 /100.000 jiwa, dan Gorut sendiri mencapai 607/100.000. 8 orang meninggal di rumah sakit, dan 4 orang di rumah,” Jelas Ardiansyah.

Untuk itu kata Ardiansyah, maka akan dilakukan peningkatan kapasitas tenaga bidan, baik dipuskesmas maupun di rumah sakit. Peningkatan kapasitas bidan ini bisa lewat pelatihan, orientasi, atau penggalihan ilmu dari bidan-bidan senior ke junior.

“Kemudian juga berusaha menjalankan pelaksanaan penerapan buku KIA di tahun 2021, yang mengalami perubahan yakni ibu-ibu hamil minimal diperiksa oleh dokter puskesmas 2 kali dalam masa kehamilannya,” Kata Ardiansyah.

Ardiansyah juga menuturkan, Langkah-langkah tersebut akan terus dievaluasi dalam meningkatkan kinerja seluru petugas kesehatan yang ada di puskesmas maupun dirumah sakit.

“Yang masalah juga bidan-bidan di desa ini tidak semua tinggal di desa, jadi persoalan ini juga yang nanti kami akan upayakan agar seluruh bidan bisa tinggal di desa. Dengan harapan, sudah tidak ada lagi pertolongan dan persalinan yang terlewatkan oleh bidan. Oleh karena itu, kita tegaskan kepada para bidan diharapkan tinggal didesa masing-masing. Apakah itu dipolindes atau dipustu, yang jelas bidan desa harus tinggal didesa,” Tutur kabid Kesmas tersebut.

Ardiansyah berharap, dengan langkah-langkah terukur serta terencana kedepannya, angka kematian ibu bisa ditekan. Dan juga untuk seluruh puskesmas akan terisi oleh dokter di tahun 2021 nanti.

“Oleh karena rujukan awal dari bidan-bidan itu dari dokter puskesmas, dan jika dipuskesmas tidak ada dokter, itu yang agak bermasalah. Terkait hal itu kami akan lakukan untuk Lokus penanganan AKI dan AKB,” Tutup Ardiansyah.

banner 325x300
error: Content is protected !!