Butota.Id (Nasional) Kendal, Minum kopi sudah menjadi bagian gaya hidup yang cukup mewah, bahkan orang rela merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan segelas kopi racikan seorang barista. Lalu bagaimana jika ingin meracik kopi sendiri,???
Slamet Priyatin salah seorang pengamat kopi di Kendal mengatakan, dengan mengukur takaran kopi, penggunaan gilingan kopi, juga cara penyajian gelasnya. Sebab ekspresi adalah salah satu hal yang menentukan.
” Yang paling menarik ekspresi ketika meminum kopi hasil racikannya,” kata Slamet Priyatin atau yang akrab disapa Lek Pri saat berbincang-bincang santai membahas tentang Kopi Kendal usai shalat tarawih di Lapas Terbuka Kendal, Minggu malam (2/5/2021).
Menurutnya, kopi yang dibuat dengan teknik yang baik dan penuh kesabaran, ternyata nikmat.
“Kita tidak perlu mempelajari jlimet (berbelit), hanya menggunakan feeling saja cara menyeduhnya. Apalagi jika sudah biasa minum kopi jadi tahu takarannya dan ini menjadi kenikmatan tersendiri,” kata Lek Pri.
Sementara itu, Kalapas Terbuka Kelas II B Kendal, Rusdedy mengaku senang usai mencoba meracik kopi arabika Kendal, dan rasanya nikmat. Apalagi, menurutunya Kabupaten Kendal punya sentra perkebunan kopi rakyat yang luas. Terutama di daerah Kendal bagian atas, tentunya ini bisa membangkitkan semangat pelaku usaha kopi di Kendal.
Rusdedy pun sambil bercanda tertarik untuk bisa berbisnis kopi dan berencana membuat cafe di Lapas Terbuka Kendal.
“Kopi saat ini sedang digandrungi. Baik kalangan tua maupun muda. Makanya kafe-kafe kopi bermunculan di Kendal. Untuk itu saya juga berencana membuat kafe di Lapas Terbuka Bangunsari Patebon,” ungkapnya.
Menurut Rusdedy, dengan dibangunnya kafe di Lapas Terbuka, akan bisa mendorong semangat para warga binaan untuk menjadi barista saat sudah bebas nanti.
“Selain itu bisa ikut mempromosikan kopi khas Kendal dan memberikan edukasi kepada masyarakat cara meracik kopi yang baik dan bisa dinikmati;” tandasnya.
Untuk itulah dirinya pertama-tama akan menggelar pelatihan barista kepada para warga binaan Lapas Terbuka, agar bisa menjadi barista.
“Karena pada saat diterima dan dinikmati kopi racikan kita. Maka ada kepuasan tersendiri disana. Yang penting jangan takut salah karena berawal dari kesalahan akan menemukan kebenaran,” pungkasnya.
Penulis : Nindha