banner 1200x300

Fatamorgana Politik Rustam Akili

Ketua Dewan Pembina YLDLP Rustam Akili, Saat meresmikan Coffeeshop UG Since 2001. Senin (1/2/2021)
banner 120x600
banner 468x60

Butota.id (Daerah) – Gorontalo Kab, Mengenal sosok Rustam Hs. Akili. Siapa sih masyarakat Gorontalo yang tidak mengenal sosok yang satu ini. Pria yang dikenal punya multi talenta ini selain sukses di Organisasi,sukses juga mewarnai kanca perpolitikan di Gorontalo.

Dilansir dari MIMOZA.TV, Saat host menanyakan awal mula dirinya mulai berkiprah dalam dunia perpolitikan. Dengan spontan Rustam menjawab tidak kepikiran untuk berpolitik bahkan dirinya menjawab hanya suatu kemujuran saja.

banner 325x300
Rustam Akili

“Tadinya saya tidak bercita-cita berpolitik, namun pada tahun 2003 saya selesai sekolah di SMA Negeri 1 Limboto, dan setelah itu saya melanjutkan S1 di Makassar tapi tidak selesai, karena waktu itu saya masuk di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI_red) cabang Makassar, dan sempat beberapa kali mengikuti training mulai dari situ saya berorganisasi. Dalam perjalanannya saya mutar-mutar akhirnya saya berkuliah di sekolah tinggi ekonomi di Universitas Gorontalo (UG_red) yang sekarang itu jadi lama saya memperoleh S1 ini,” ujar Rustam (1/06/2021).

“Kebetulan waktu itu ayah saya menjabat sebagai kepala desa selama 45 tahun di desa Bhakti, Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo dimana itu adalah sebuah desa kecil, dan kemudian ibu saya seorang guru lalu saya di Golkar itu dipanggil bisa saya sebut dipaksa-paksa masuk Golkar oleh beliau almarhum bapak Achmad Husa Pakaya posisi beliau pada saat itu sebagai wakil ketua 1 DPD partai Golkar Provinsi Sulawesi Utara,” sambungnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan awal pembentukan Provinsi Gorontalo hingga masuknya partai Golkar di Gorontalo yang diprakarsai oleh Achmad Husa Pakaya. Achmad sendiri kata Rustam merupakan mantan ketua yayasan Universitas Gorontalo yang sukses menjadi Bupati Gorontalo.

“Nah kita proses transisi untuk pembentukan Provinsi Gorontalo di tahun 1999 ini berjalan kemudian Provinsi Gorontalo terbentuk pada tahun 2000 dan perangkat pemerintahan, perangkat organisasi, dan politik harus dibentuk. Nah pak Achmad Husa Pakaya mendapat mandat dari DPP, dan DPD Sulut untuk menjadi karateker pelaksanaan musda pertama partai Golkar di Gorontalo waktu itu saya aktif di UG sudah menjadi dosen kemudian pak Achmad Pakaya itu sebagai ketua yayasan Universitas Gorontalo sebelum menjadi Bupati,” cetusnya.

Ketua Dewan Pembina TP-DLP Gorontalo, DR. Rustam HS. Akili

Selain itu, ketua KAHMI Gorontalo ini menuturkan bahwa untuk di Kabupaten Gorontalo sendiri ada sebuah mitos yang mengatakan untuk menjadi seorang seorang Bupati minimal pernah manjadi ketua yayasan Universitas Gorontalo. Yang lucunya lagi membuat Rustam tertawa ketika dirinya menjabat ketua yayasan justru tidak menjadi Bupati.

“Maka ada satu mitos kecil yang bakal menjadi Bupati di era itu, harus ketua yayasan dulu tapi saya tidak bercita-cita itu. Nah pak Achmad Pakaya ketua yayasan terpilih menjadi Bupati Gorontalo, kemudian diganti oleh almarhum bapak David Bobihoe jadi Bupati juga, saya yang ganti pak David jadi ketua yayasan justru tidak jadi Bupati berarti itu takdir. Tapi bagi saya, tujuan berorganisasi memang, kalau juga mengatakan tidak punya tujuan tidak punya cita-cita berpolitik untuk cari kekuasaan juga omong kosong tapi semua itu tergantung dari niat,” Ucapnya penuh tawa.

“Olehnya itu saya bergabung di Golkar saya ini termasuk orang mujur, begitu masuk Golkar enggak lama cuman berselang seminggu saya dilantik menjadi anggota DPRD Provinsi Gorontalo. Jadi saya tidak berjuang di Golkar cuman itu faktor pak Achmad Pakaya sebagai ketua DPD 1 Golkar dan saya diberikan kepercayaan sebagai wakil sekretaris DPD partai Golkar Provinsi Gorontalo jadi kalau orang menyebut saya hebat enggak juga, karena saya memang mujur dan itu saya jalani Alhamdulillah ketika saya di DPRD kurang lebih 16 tahun,” Tambahnya.

Terakhir pria yang menjabat ketua DPD Nasdem Kabgor ini, menambahkan sungguh merasa berkecukupan atas apa yang dia dapatkan. Karena untuk meraih semua itu menurutnya ada dukungan serta dorongan dari orang-orang terdekat. Bahkan dirinya berpesan untuk berpolitik sendiri harusnya memperbanyak teman.

“Jadi karier politik saya sudah cukup jadi Ketua DPRD tentunya ini bukan karena saya, namun ada beberapa aktor penunjang seperti keluarga, para sahabat yang sampai detik ini masih setia kalau keluarga tidak mendukung tidak mungkin, oleh karena itu ketika berpolitik perbanyak sahabat sebab di politik itu satu musuh terlalu banyak kalau seribu sahabat itu juga terlalu kecil. Nah saya berjuang politik di partai Golkar itu nanti tahun 2004 karena tahun 2000 itu masa transisi pengisian anggota DPRD seperti pak Ishak Liputo, pak Sun Biki, dan kak Marten Taha. Kak Marten ini dekat saya karena dia mantan ketua HMI cabang manado, saya pada saat itu pengurus disini (Gorontalo_red). Kita bersama-sama jadi kalau berpolitik kak Marten ini adalah senior saya dan saya belum bisa mengikuti dia karena saya belum pernah jadi kepala daerah,” Pungkasnya. (B7)

banner 325x300