(Foto: Istimewa)
Butota.id (Daerah) – Kota Gorontalo, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Limboto menilai pemilihan Rektor (Pilrek) di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo periode 2021-2025 tidak memenuhi prosedur.
Kepada Butota, Direktur LBH Limboto Susanto Kadir menyampaikan telah melayangkan surat yang berisi keberatan terkait dugaan penjaringan bakal calon rektor IAIN Gorontalo yang dianggap cacat dan tidak prosedural.
“Terkait dengan pemilihan Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo tadi kami (LBH Limboto) telah menyampaikan surat keberatan terkait dengan keputusan hasil sidang verifikasi bakal calon Rektor IAIN periode 2021-2025 oleh panitia penjaringan sebagaimana informasi yang kami baca di website IAIN surat itu telah diserahkan oleh panitia penjaringan kepada Rektor yang selanjutnya oleh Rektor menyerahkan kepada senat IAIN,” ujar Susanto, Senin (5/07/2021).
“Terkait dengan tahapan ini setelah kita membaca, mempelajari, memperhatikan seluruh tahapan yang
didalam pemilihan Rektor ini beberapa hal yang ingin kita sampaikan bahwa tahapan ini patut kita duga, tidak sesuai dengan ketentuan peraturan menteri agama republik Indonesia nomor 68 tahun 2020 begitu juga tidak sesuai dengan keputusan dari dirjen pendidikan islam,” sambungnya.
Dirinya menuturkan bahwa kampus IAIN Sultan Amai Gorontalo adalah kampus berbadan hukum yang eksistensinya patut diakui, sehingga pemilihan Rektor itu diminta bersifat jujur, terbuka tanpa ada tendensius dari pihak manapun.
“Pertanyaannya, kenapa kita melayangkan surat (karena,red) kita ketahui bersama bahwa kampus IAIN ini adalah salah satu perguruan tinggi negeri islam terbesar di Provinsi Gorontalo kampus ini menjadi badan publik sehingga keberadaan, eksistensinya harus mendapat perhatian dari seluruh elemen masyarakat baik itu secara perorangan maupun kelompok termasuk saya dan LBH Limboto karena kita menginginkan proses pemilihan ini berlangsung secara baik, berkarakter, berintegritas dan jujur sesuai ketentuan hukum,” ucapnya.
Terlebih praktisi hukum itu mengatakan bahwa bakal calon Rektor di kampus IAIN Sultan amai Gorontalo berjumlah 11 orang yang didalamnya masih terdapat sebagian orang belum memenuhi syarat.
“Sebagaimana data, informasi dan bukti-bukti yang kita dapatkan ternyata dari tahapan-tahapan yang dilakukan oleh panitia penjaringan itu tidak sesuai jadi ada item persyaratan yang semestinya dipenuhi tapi tidak dipenuhi, oleh panitia penjaringan itu dinyatakan memenuhi syarat sebagaimana pengumuman mereka ada 11 orang. Nah setelah kita lihat, kita cek ternyata sebagian besar tidak memenuhi syarat karena ada item yang tidak dipenuhi,” terangnya.
Susanto Kadir berharap agar pemilihan Rektor itu ditunda, bahkan dirinya meminta agar tahapannya diulang kembali demi mencapai pemilihan Rektor yang jujur dan berkarakter.
“Ini menurut kami cacat tidak memenuhi prosedural bahkan tidak sah. karena tahapan ini menjadi tidak sah maka tahapan ini tidak boleh lanjut yang kami takutkan jika pemilihan ini dilanjutkan maka akan melahirkan pemimpin -pemimpin kampus yang tidak jujur, pemimpin-pemimpin kampus yang tidak berkarakter atau tidak patuh pada regulasi dan peraturan yang ada. Bahkan kita meminta kepada panitia penjaringan dan senat agar ini diperbaiki bila perlu dibatalkan dan diulang lagi,” tandasnya.
Melalui telfon Whatsappnya, Ketua Senat IAIN Gorontalo, Prof.Dr.Hj.Asiah Pido. MM mengatakan bahwa hingga sekarang dirinya belum mendapatkan berkas berupa prospek dari panitia. Bahkan menurutnya masih ditutup-tutupi oleh panitia itu sendiri.
“Senat juga belum diberikan berkas oleh panitia, tentang prospek ke depan seperti apa seleksinya oleh panitia kami belum tahu. Untuk seleksinya masih tertutup dan nanti bulan Oktober juga akan berakhir dan akan diantar berkasnya, kami pada tgl 9 Juli 2021 akan mengadakan rapat senat tentang juknis, teknis yang akan dilakukan sesuai pedoman dari Dirjen,” imbuhnya.
Terakhir disentil soal regulasi dirinya justru mengancam, dan mengatakan bahwa Wartawan seakan-akan mencari uang.
“Kenapa cepat sekali mau komplain dan dimuat beritanya, emangnya kita berbuat apa, karena sudah ada juknis dari Dirjen dan Kemenag. Nanti kami tuntut balik karena belum ada apa-apa sudah dimuat beritanya dan terlalu gegabah mencari-cari berita. mau mencari doi kah (mencari uang,red), banyak berita dan argument berarti banyak doi kalian dapat,” tutup Profesor Asia Pido.
Dalam upaya klarifikasi Butota kepada ketua panitia penjaringan bakal calon Rektor IAIN Gorontalo, Muhajirin Yanis belum mendapat respon hingga berita ini diterbitkan. (B7)