Butota.id (Daerah) – Gorontalo Kab, Tudingan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun terhadap politisi senior, Adhan Dambea sebagai politisi cengeng dan gagal move on, karena selalu kalah dalam pertarungan politik mengundang reaksi dari pihak yang mengatasnamakan Simpatisan Adhan Dambea.
Kepada Butota.id, Ramsi Sondakh menjelaskan, bahwa sebagai pimpinan salah satu organisasi kepemudaan dan selaku politisi muda di Provinsi Gorontalo, Ghelieb Lahidjun mestinya menghormati politisi senior.
“Idealnya sosok seorang Ghalib Lahidjun yang menurut kawan – kawannya sebagai politikus muda dan cerdas, karena menjadi ketua salah satu organisasi kepemudaan di Provinsi Gorontalo seharusnya menampilkan cara berpolitik yang cerdas.” Ujar Ramsi, Jum’at, (7/01/2022).
Lanjut Ramsi, minta Ghalieb Lahidjun fokus saja pada status dia sebagai terlapor dan juga menyiapkan jawaban nanti ketika diperiksa oleh penyidik Polda Gorontalo, sama halnya yang dilakukan oleh Adhan Dambea saat menghadapi laporan Rusli Habibie baik di Polda Gorontalo dan Polres Gorontalo Kota.
“Lapor melapor dalam dunia politik sudah jadi hal biasa, sama halnya beberapa kali Rusli Habibie melaporkan masyarakatnya sendiri diantaranya pak Adhan Dambea ke pihak Kepolisian.” Kata dia.
“Apalagi saat ini Ghalieb Lahidjun menuding ada orang di belakang Adhan, yang dianalogikan sebagai “Kuda Yang Sakit” peryataan seperti ini biasanya diungkapkan oleh seorang pecundang.” Sambung Ramsi.
Pria yang akrab disapa Iyon Sondakh ini, menuturkan semakin Ghalieb menyudutkan nama baik Adhan Dambea, malah menunjukan benar adanya, bahwa dialah otak yang telah menebar ujaran kebencian melalui media cetak saat perhelatan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Gorontalo 2013 silam. Dimana salah satu kontestan pada saat itu adalah pasangan “DAI” (Adhan Dambea – Inrawanto). Menurut Iyon, bahwa perbuatan Ghalieb itu adalah perbuatan yang tidak terpuji dan tidak manusiawi.
“Justru dengan sikap Ghalieb Lahidjun seperti saat ini yang selalu menyudutkan Adhan Dambea akan membuktikan benar adanya tentang laporan Adhan, bahwa Ghalieb yang merupakan otak penyebaran delik majalah menampilkan konten – konten yang tidak manusiawi pada saat Pilwako 2013 silam.” Jelasnya.
Dirinya menambahkan, saat ini masyarakat Gorontalo sedang menunggu terungkapnya siapa otak di balik terbitnya majalah yang mengkambing hitamkan pasangan Adhan Dambea – Inrawanto pada Pilwako 2013 silam.
“Jujur saja, saya dan teman-teman simpatisan pak Adhan sedang menunggu proses hukum laporan tentang delik majalah ini, jika seandainya laporan itu terbukti, kasihan wajah Pemuda Gorontalo.” Ungkap Iyon Sondakh.
Selain itu, Ramsi Sondakh menyoroti persoalan tudingan Ghalieb Lahidjun yang dilayangkan terhadap Adhan Dambea bahwasanya mantan Walikota Gorontalo itu, adalah politisi yang gagal move on, karena selalu kalah setiap pertarungan politik. Menanggapi apa yang dimaksudkan Ghalieb, Iyon justru menyayangkan nasib Gahlieb yang saat itu pernah juga mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, namun hampir menang.
“Jika berbicara karir politik, maka tidak bisa dipungkiri pak Adhan sudah pernah menduduki jabatan – jabatan strategis baik eksekutif ataupun legislatif yaitu Walikota Gorontalo, Ketua DPRD Kota Gorontalo dan saat ini sebagai anggota DPR Provinsi Gorontalo. Berbeda dengan saudara Ghalieb Lahidjun, yang jadi pertanyaan kami apakah saudara Ghalieb Lahidjun pernah menduduki jabatan sebagaimana yang pernah diemban oleh pak Adhan?.” Cetusnya.
“Setahu kami bahwa saudara Ghalieb Lahidjun ini beberapa kali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo, baik Pileg Tahun 2014 ataupun Pileg Tahun 2019, tapi Alhamdulillah Ghalib Lahidjun Hampir Menang.” Tambah Ramsi dengan senyum kecil.
Terakhir, dirinya menyarankan antara Adhan Dambe dan Ghalieb Lahidhun menyudahi balas pantun di media sosial.
“Sekarang ini saatnya Ghalieb Lahidjun fokus pada laporan Adhan Dambea dan juga Adhan Dambea fokus pada laporan Rusli Habibie.” Pungkas Iyon.
Penulis : Alpian S. Puhi Editor : Ghaffar Becelebo