PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan optimisme yang tinggi terkait pencapaian rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham di masa mendatang, yang ditargetkan mencapai Rp 13,5 triliun pada tahun 2025. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi salah satu faktor penting yang mendorong harapan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Irvan Susandy, yang mencatat bahwa penguatan nilai tukar Rupiah dan progres positif dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat juga berkontribusi signifikan.
Dari data yang diperoleh, RNTH menunjukkan tren yang menggembirakan. Pada periode terbaru, transaksi harian bahkan menembus Rp 11,08 triliun dari week on week dan mencapai total Rp 13,07 triliun setahun hingga kini. Dalam catatan media, Irvan menyatakan bahwa peningkatan kinerja ini menandakan sinyal positif untuk mencapai target RNTH di akhir tahun 2025.
Lebih lanjut, dalam periode antara 14 hingga 17 Juli 2025, RNTH tercatat naik menjadi Rp 16,54 triliun. Angka ini sangat mendukung total kumulatif RNTH BEI, yang hingga kini telah mencapai Rp 13,19 triliun. Dalam analisis bulanan, RNTH juga menunjukkan tren peningkatan selama tiga bulan terakhir, dari April hingga Juni 2025, bahkan sempat mencapai Rp 13,29 triliun pada bulan Juni.
Dari sisi kebijakan moneter, pada Rapat Dewan Gubernur yang diadakan pada 15-16 Juli 2025, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas BI Rate sebanyak 25 basis poin, dari 5,5% menjadi 5,25%. Penurunan ini juga disertai dengan pengurangan tingkat suku bunga deposit facility menjadi 4,5% serta suku bunga lending facility menjadi 6%. Ini merupakan langkah ketiga kalinya yang diambil oleh BI untuk memangkas suku bunga dalam tahun ini, setelah dua penurunan sebelumnya pada Januari dan Mei 2025.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, menyatakan bahwa keputusan ini sejalan dengan perkiraan inflasi yang semakin rendah untuk tahun 2025 dan 2026, yang diperkirakan berada di kisaran 2,5% plus minus 1%. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melihat situasi sekarang, banyak analis percaya bahwa langkah ini akan menciptakan iklim investasi yang lebih menarik. Penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong lebih banyak investor untuk berpartisipasi di bursa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan total transaksi harian. BEI juga berusaha untuk memperluas basis investor melalui edukasi yang lebih baik dan inovasi produk di pasar modal.
Kinerja positif pasar saham, didukung dengan kepercayaan terhadap kebijakan moneter pemerintah, menjadi kombinasi yang menjanjikan bagi ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, bagus untuk memantau perkembangan dan respons dari berbagai investor domestik dan internasional. Dengan strategi yang tepat dan keputusan yang bijak, target transaksi harian yang ambisius kemungkinan besar akan terwujud.
Tentu saja, para pelaku pasar dan investor harus tetap waspada dan memantau perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi sentimen pasar. Keputusan-keputusan yang diambil oleh Bank Indonesia serta dampaknya terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi perhatian utama yang bisa jadi penentu suksesnya pencapaian target RNTH di masa mendatang.





