Kronologi Kopdes Tuban Tutup Sehari Setelah Diresmikan Prabowo: Salah Paham?

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang terletak di Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ditutup secara mendadak oleh mitranya, PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD), sehari setelah resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Penutupan yang berlangsung pada 21 Juli 2025 ini mengejutkan banyak pihak, mengingat acara peresmian sebelumnya berlangsung meriah dan untuk merayakan pembukaan 80.000 Koperasi Desa se-Indonesia.

Ketidakpuasan dari pihak PPSD menjadi alasan utama penutupan. Direktur PT PPSD, Anas Al Khifni, menyatakan bahwa mereka merasa kontribusi signifikan yang diberikan selama proses pendirian koperasi, termasuk dalam legalitas dan operasional, tidak diakui pada saat acara peresmian. “Kami merasa bahwa dukungan kami tidak disebut, dan ini menciptakan keraguan mengenai posisi kami,” jelas Anas. Ia juga mencatat kesedihan akan potensi pihak lain yang dianggap menumpang kepentingan di hadapan Presiden dengan tidak memberikan porsi yang sesuai pada kontribusi mereka.

Menyusul penutupan ini, Kepala Desa Pucangan, Santiko, merespons dengan pernyataan permintaan maaf. Santiko, yang juga menjabat sebagai Ketua Pengawas Koperasi, mengaku bahwa dirinya merasa grogi saat berbicara di depan Presiden, yang membuatnya menyampaikan pernyataan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan para mitra. Ia mengatakan, “Saya hanya menyampaikan hal yang spontan dan mohon maaf jika ada yang kurang tepat.”

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memberikan klarifikasi mengenai situasi ini. Menurutnya, permasalahan yang terjadi di koperasi tersebut hanyalah hasil dari kesalahpahaman antara Kepala Desa dengan mitra PPSD. Zulhas menambahkan, “Sudah selesai kok, hanya masalah salah paham. Mungkin Kadesnya grogi.” Ia menegaskan bahwa kondisi tersebut tak menghalangi pembukaan ulang koperasi setelah menyelesaikan komunikasi diantara pihak-pihak terkait.

Walaupun sempat diwarnai dengan ketegangan, Zulhas memastikan bahwa Koperasi Merah Putih kini telah kembali beroperasi. “Pemilik pondoknya itu teman saya, dan sudah selesai. Sudah-sudah buka lagi,” ujarnya usai pertemuan di Jakarta. Pernyataan ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dapat menyelesaikan berbagai isu yang mungkin timbul dari ketidakpahaman.

Sementara itu, Anas Al Khifni dan para mitra Koperasi mengambil pelajaran dari pengalaman ini dan berupaya membangun kerjasama yang lebih solid. Mereka berharap agar ke depan komunikasi antara semua pihak dapat lebih baik agar tidak ada lagi kesalahpahaman yang dapat berujung pada penutupan usaha. Koperasi Merah Putih diharapkan bisa menjadi contoh bagi seluruh koperasi di Indonesia dalam meningkatkan kolaborasi dan membangun kesadaran kolektif.

Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi diharapkan mampu memberdayakan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan. Berbagai program yang dijalankan dalam koperasi, termasuk peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar, harus berlangsung dalam kerangka saling menghargai kontribusi setiap pihak yang terlibat.

Meskipun baru-baru ini mengalami gejolak, Koperasi Merah Putih di Tuban menjadi simbol harapan baru bagi pengembangan koperasi di Indonesia. Diharapkan, kasus ini menjadi pelajaran berharga dalam menjaga komunikasi dan pengakuan terhadap kontribusi setiap mitra, demi terciptanya ekosistem yang harmoni di dunia koperasi.

Berita Terkait

Back to top button