
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan melalui program rehabilitasi mangrove di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia 2025, BRI menanam 10.000 pohon mangrove sebagai kelanjutan dari penanaman serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Program ini adalah bagian dari inisiatif BRI Menanam – Grow & Green, yang tidak hanya fokus pada penanaman pohon, tetapi juga memastikan keberhasilan rehabilitasi melalui pemantauan dan pendampingan yang berkelanjutan.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menekankan pentingnya pelestarian ekosistem mangrove dalam melindungi lingkungan dari erosi serta membantu penyerapan karbon yang penting untuk mengatasi perubahan iklim. “Program BRI Menanam bukan sekadar kegiatan simbolis, tetapi merupakan upaya nyata untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan pelestarian lingkungan dan peningkatan perekonomian lokal,” tegas Hendy.
BRI menggandeng masyarakat lokal, termasuk dua kelompok tani setempat, KTH Sumber Makmur dan Kelompok Nelayan Mina Bakti Bersama, untuk aktif terlibat dalam proses penanaman dan perawatan mangrove. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat dihargai dalam upaya memulihkan lingkungan. Endang, Bendahara KTH Sumber Makmur, menyampaikan pentingnya keberadaan mangrove sebagai pelindung alami dari dampak buruk gelombang laut. “Kerja sama dengan BRI memberikan harapan bagi kami untuk memulihkan lingkungan yang telah rusak akibat abrasi,” ujarnya.
Program ini terencana dengan baik hingga 2026 dan mencakup penyusunan rencana kerja, penyediaan bibit, penanaman, serta pemeliharaan pohon yang ditanam. Seluruh proses tersebut juga melibatkan kegiatan pengukuran cadangan karbon yang tersimpan di lahan rehabilitasi. Hingga pertengahan 2025, lebih dari 25.000 pohon mangrove dan cemara laut telah ditanam di berbagai lokasi, termasuk Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Selain aspek lingkungan, BRI Peduli juga merancang program ini dengan memperhatikan dampak sosial bagi masyarakat pesisir. Berbagai fasilitas penunjang sedang dibangun, antara lain jembatan, ruang serbaguna, mushola, toilet, dan hatchery. BRI juga mengadakan pelatihan kewirausahaan untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal, sehingga harapannya kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat sekitar.
Keberadaan program ini dianggap sangat penting oleh banyak pihak, terutama oleh para petani dan nelayan yang merasakan dampaknya secara langsung. Sinergi antara BRI dan kelompok masyarakat lokal diharapkan bisa berlanjut hingga memberi manfaat konkret bagi generasi mendatang.
Dengan melibatkan petani lokal dan UMKM dalam rehabilitasi mangrove, BRI tidak hanya berperan dalam pelestarian lingkungan tetapi juga dalam penguatan ekonomi di tingkat lokal. Setiap aspek dari kegiatan ini, mulai dari penanaman hingga pemeliharaan, dirancang untuk menciptakan keberlanjutan yang bersifat holistik.
Program rehabilitasi ini diharapkan bisa menjadi model bagi inisiatif serupa di daerah lain, memperlihatkan bahwa upaya konservasi lingkungan dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, proyek ini menjadi tonggak penting dalam upaya melindungi ekosistem pesisir Indonesia sekaligus menjawab tantangan sosial ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat lokal.





