Di tengah sorotan terhadap kemajuan teknologi dan penerapan kecerdasan buatan (AI), Generasi Z (Gen Z) menunjukkan ketidakminatannya untuk terjebak dalam pekerjaan yang terlalu bergantung pada teknologi tersebut. Alih-alih, mereka mulai melirik kembali profesi-profesi tradisional yang dianggap lebih stabil dan memberi makna. Fenomena ini bukan hanya soal memilih karier, tetapi juga mencerminkan keinginan Gen Z untuk hidup lebih bermakna dan terhubung dengan dunia nyata.
Ketidakpastian yang melanda pasar kerja modern, serta kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan akibat AI, semakin memperkuat keputusan Gen Z untuk beralih dari profesi teknologi tinggi ke pekerjaan yang lebih konvensional. Banyak dari mereka merindukan peran yang memberikan kepuasan personal dan interaksi sosial yang nyata.
1. Tukang dan Pekerja Terampil (Skilled Trade)
Profesi yang berhubungan dengan keterampilan praktis, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan teknisi HVAC, kembali menjadi favorit di kalangan Gen Z. Pekerjaan ini tak hanya menawarkan gaji kompetitif, tetapi juga kestabilan dan relatif kecil untuk digantikan oleh teknologi. Fenomena ini didukung oleh data dari The Wall Street Journal yang menyoroti betapa tingginya permintaan untuk pekerjaan ini, sekaligus mengurangi beban utang kuliah yang kerap membebani generasi muda.
2. Penjual Buku Fisik (Bookseller)
Dalam dunia digital yang mendominasi, profesi penjaga toko buku justru mengundang kembali minat Gen Z. Menurut laporan dari Indeed, pekerjaan ini menawarkan kedekatan emosional serta atmosfer komunitas yang menyenangkan. Gen Z tampaknya menghargai pengalaman nyata yang tidak dapat digantikan oleh layar gadget, menunjukkan nilai penting dari literasi dan interaksi sosial.
3. Gamemaster Escape Room
Pekerjaan sebagai gamemaster di tempat permainan escape room menjadi pilihan menarik bagi Gen Z. Pekerjaan ini menyediakan lingkungan kerja yang kreatif, penuh tantangan, dan mendukung interaksi sosial. Kesempatan untuk terlibat langsung dengan pengunjung menjadikan profesi ini populer di antara generasi yang lebih memilih pengalaman mendalam dibandingkan rutinitas kantor yang monoton.
4. Ahli Warisan Budaya dan Kerajinan Tradisional
Minat Gen Z untuk melestarikan budaya dan kerajinan tradisional semakin melambung. Profesi seperti tukang batu tradisional di Inggris menunjukkan tren naik dalam pencarian pekerjaan tersebut. Data dari The Times menunjukkan peningkatan jumlah pelamar untuk program magang di bidang ini. Gen Z memandang pekerjaan ini sebagai sebuah jalan untuk menjaga identitas budaya sekaligus menciptakan karier yang unik dan bermakna.
5. Teknisi Energi Terbarukan
Dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, profesi teknisi energi terbarukan semakin diminati Gen Z. Pekerjaan seperti teknisi panel surya menggabungkan keahlian teknis dengan misi lingkungan yang kuat. Banyak dari mereka yang ingin berkontribusi langsung terhadap solusi perubahan iklim global, menjadikan profesi ini sangat relevan dengan nilai-nilai keberlanjutan yang mereka anut.
Tren ini menunjukkan bahwa Gen Z semakin menghindari fokus sempit pada pekerjaan bergengsi dalam bidang teknologi dan startup digital. Sebaliknya, mereka mendambakan lapangan kerja yang memberi dampak langsung dalam kehidupan sehari-hari serta mendukung nilai-nilai komunitas dan keberlanjutan.
Dengan perubahan paradigma ini, dunia kerja harus siap beradaptasi dan menghargai profesi yang sering kali dianggap sebelah mata. Gen Z bukan hanya mencari penghidupan, tetapi juga menginginkan pengalaman yang memberikan arti yang lebih dalam dalam kehidupan mereka.





