PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), yang lebih dikenal sebagai OK Bank, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp60,64 miliar pada semester I tahun 2025. Peningkatan laba ini sangat signifikan, mencapai 251,03% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp17,28 miliar. Pencapaian ini tentu saja membawa angin segar bagi bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ini.
Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan pada tanggal 26 Juli 2025, OK Bank menunjukkan performa yang baik dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 8,33% YoY, mencapai Rp325,74 miliar. Meskipun demikian, rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) mengalami penurunan tipis dari 5,58% menjadi 5,44%. Penurunan ini dapat menjadi perhatian bagi investor dan analis, meskipun pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan masih menunjukkan tren positif.
Salah satu faktor yang memungkinkan kenaikan laba ini adalah pertumbuhan yang cukup signifikan dari pendapatan lainnya. Pendapatan lainnya meningkat 62,4% YoY, mencapai Rp11,66 miliar pada semester I 2025. Hal ini menunjukkan bahwa bank tidak hanya mengandalkan pendapatan dari bunga, tetapi juga mampu mengoptimalkan sumber pendapatan lainnya.
Dari sisi pengelolaan beban, Bank Oke juga menunjukkan perbaikan. Kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment mengalami penurunan sebesar 37,65%, berkurang menjadi Rp85,35 miliar. Penurunan ini dapat diartikan sebagai usaha bank dalam meningkatkan kualitas asetnya, yang berdampak positif terhadap perolehan laba.
Kenaikan laba Bank Oke sejalan dengan penyaluran kredit yang meningkat dari Rp8,81 triliun menjadi Rp9,56 triliun dengan pertumbuhan 8,49% YoY. Pertumbuhan kredit ini menjadi salah satu indikasi dari kepercayaan bank dalam memberikan pinjaman kepada nasabah, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Aset Bank Oke juga tumbuh sebesar 7,55% menjadi Rp12,32 triliun pada semester I 2025. Ini menunjukkan bahwa bank mampu mengelola aset dengan baik, meskipun tantangan yang ada. Kualitas aset juga tercatat membaik, dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang turun dari 4,52% menjadi 2,25%. Ini adalah sinyal positif bagi investor bahwa risiko kredit semakin terkelola dengan baik.
Dalam aspek pendanaan, Bank Oke mencatatkan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,84% YoY, dari Rp6,36 triliun menjadi Rp6,93 triliun dalam enam bulan pertama tahun 2025. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan giro yang mencapai Rp921,1 miliar, tabungan sebesar Rp414,85 miliar, dan deposito yang tumbuh 10,17% YoY menjadi Rp5,59 triliun.
Dengan berbagai pencapaian yang diraih, OK Bank menunjukkan bahwa mereka berada di jalur yang tepat dalam menjalankan strategi bisnis mereka. Peningkatan laba dan kesehatan finansial menjadi kunci keberhasilan mereka di pasar yang semakin kompetitif ini.
Perusahaan tampak optimis untuk mempertahankan performa positif ini ke depan, meskipun tantangan global dan lokal tetap harus dihadapi. Dalam situasi pasar yang berubah-ubah, inovasi dan efisiensi operasional akan menjadi faktor penting bagi Bank Oke dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan. Penambahan dana kelolaan dan pengelolaan risiko yang baik diharapkan dapat mendukung pengembangan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang.





