Bos Standard Chartered Ungkap Strategi Penguatan Bisnis di Indonesia

Standard Chartered Indonesia telah mengumumkan strategi baru untuk memperkuat keberadaannya di pasar Indonesia, yang dianggap sebagai pasar strategis bagi bank tersebut. Melalui pendekatan ini, bank berkomitmen untuk mendorong pembiayaan pada proyek-proyek prioritas yang sejalan dengan agenda pembangunan nasional dan transisi hijau pemerintah.

Dalam penjelasannya, CEO Standard Chartered Indonesia, Donny Donosepoetro, mengungkapkan bahwa lebih dari 80% portofolio pembiayaan bank saat ini berasal dari segmen corporate & institutional banking (CIB). Segmen ini melayani berbagai perusahaan besar lokal, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hingga institusi keuangan. “Kami menargetkan sektor-sektor strategis yang sejalan dengan agenda pembangunan nasional,” ujar Donny. Langkah ini dianggap penting untuk memastikan bank tetap relevan dan kompetitif di pasar yang semakin ketat.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar, Standard Chartered menyediakan berbagai solusi pembiayaan yang berfokus pada ESG (environmental, social, governance), green loans, serta layanan hedging dan advisory lintas batas. “Kami menyadari bahwa permintaan untuk layanan keuangan yang lebih kompleks dan customized semakin meningkat,” lanjutnya. Selain itu, Standard Chartered juga memanfaatkan jaringan globalnya yang mencakup 53 negara, berperan sebagai super-connector untuk aliran investasi asing langsung ke Indonesia. Menurut Donny, peran ini semakin relevan di tengah meningkatnya minat investor asing terhadap proyek-proyek strategis di Indonesia.

Bank ini tidak hanya berfokus pada perusahaan besar, tetapi juga berupaya menjangkau pelaku usaha mikro. Dalam kerjasama dengan platform fintech seperti Amartha, Standard Chartered menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp2 triliun di tahun pertama. Dengan tujuan menjangkau 400.000 pelaku usaha mikro perempuan, hingga saat ini, bank telah menyalurkan lebih dari Rp700 miliar kepada 90.000 pengusaha mikro perempuan. “Kami percaya bahwa memberdayakan pelaku usaha mikro adalah bagian dari strategi inklusi keuangan yang kami dukung,” ujar Donny.

Langkah lainnya, Standard Chartered juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp385 miliar kepada PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura (MBK), yang difokuskan untuk menjangkau 128.000 perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah. Dengan langkah-langkah ini, bank berharap dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal serta menjangkau segmen yang sebelumnya kurang terlayani.

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar korporasi, Standard Chartered mengandalkan pendekatan jangka panjang yang mengedepankan kemitraan dengan klien secara mendalam serta spesifik sektor. Donny menekankan perlunya diferensiasi layanan ESG dan optimalisasi jaringan global pada ekspansi investasi inbound maupun outbound.

Standard Chartered telah terlibat dalam beberapa proyek pembiayaan yang sangat strategis di sektor energi terbarukan dan infrastruktur hijau. Salah satunya adalah Cirata Floating Solar PV, yang merupakan pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara, serta proyek Saguling Floating Solar PV yang merupakan bagian dari kerangka Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia. Selain itu, sektor prioritas lainnya mencakup pembangunan infrastruktur transportasi, digitalisasi ekonomi, serta ketahanan pangan, pertanian, dan industri kesehatan.

Dengan semua inisiatif ini, Standard Chartered Indonesia berupaya untuk tidak hanya memperkuat keberadaan di pasar, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Strategi yang dilancarkan adalah langkah progresif dan inovatif yang diharapkan dapat mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan.

Exit mobile version