Komoditas pangan olahan sagu asal Papua mulai menampakkan taji di pasar global. Produk seperti kue dan kukis dari brand Sasagu, yang diasuh oleh Herlinda Sinaga, kini menarik perhatian pembeli potensial dari Australia. Herlinda, yang merupakan satu-satunya pengusaha perempuan dari Indonesia Timur yang terpilih dalam program “25 Woman-led MSMes – Ready to Export” oleh Australia Awards tahun 2024, menunjukkan bahwa potensi produk lokal bisa bersaing di pentas internasional.
“Cookies Sasagu telah menjadi makanan ringan terlaris di supermarket terbesar di Jayapura. Selain menghadirkan identitas budaya, tepung sagu kami juga bebas gluten, menjadikannya pilihan menarik di pasar,” ucap Herlinda. Datanya menunjukkan bahwa produk mereka telah berhasil meraih pangsa pasar yang signifikan, terutama dalam kategori tepung sagu.
Dukungan dari Pertamina UMK Academy 2025 berperan penting dalam mendorong pertumbuhan bisnis ini. Herlinda menyatakan bahwa program ini memberinya pemahaman mendalam tentang manajemen produksi, pengemasan, branding, hingga strategi pemasaran. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk di pasar luar negeri.
Herlinda juga menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Ia menerapkan praktik keberlanjutan dengan menanam lima bibit sagu setiap kali menebang satu pohon. Langkah ini adalah upaya untuk menjaga kelestarian alam, sekaligus memberdayakan masyarakat Papua. “Kami percaya, dengan pembinaan yang kuat, bisnis kami bisa berkembang lebih cepat,” tambahnya.
Awal mula ide pembuatan tepung sagu berangkat dari kesulitan Herlinda dalam mendapatkan boba dan tepung tapioka untuk dijual pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Dari kesulitan tersebut, Herlinda menciptakan boba berbahan sagu, dan setelah dua tahun riset, ia berhasil menciptakan produk yang berkualitas tinggi dan kenyal.
Penghargaan dan pengakuan yang diraih Sasagu semakin menggambarkan keberhasilan mereka. Beberapa penghargaan yang telah diterima antara lain Australia Awards 2024 dan Best UMKM FnB Track dari Digital Creative Entrepreneurs. Herlinda juga terdaftar sebagai salah satu top 350 “PFpreneur Perempuan UMKM” untuk Nusantara yang dikeluarkan oleh Pertamina.
Ispiani Abbas, Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, mengungkapkan rasa syukurnya atas dampak positif program UMK Academy terhadap para pelaku UMKM. Ia berharap semakin banyak usaha mikro dan kecil yang bisa lolos dalam program ini, sehingga perekonomian wilayah Papua dapat semakin berkembang.
“Sebanyak 21 UMK telah berhasil lolos dan siap bersaing di tingkat nasional, angkanya meningkat dari tahun lalu yang hanya 5 UMK. Kami ingin jumlah ini terus bertambah untuk menambah dampak positif bagi masyarakat,” kata Ispiani.
Produk olahan sagu tidak hanya berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga menunjukkan daya tarik yang kuat di luar negeri. Dalam konteks globalisasi seperti sekarang ini, pemasaran produk diversifikasi seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan budaya dan kekayaan sumber daya lokal kepada dunia.
Dengan keberhasilan Sasagu, diharapkan produk olahan sagu asal Papua dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya. Terlebih lagi, dengan dukungan yang tepat terhadap UMKM, perekonomian lokal bisa menjadi lebih kuat dan berdaya saing global. Keberadaan produk ini pada akhirnya bukan hanya memberikan dampak ekonomis, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai budaya yang ada di Papua.
