Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan pentingnya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memiliki perspektif jangka panjang dalam pengelolaannya. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Jakarta, Roeslani menekankan keperluan bagi seluruh manajemen BUMN, tidak hanya Garuda Indonesia, untuk mengembangkan pemikiran strategis yang berorientasi jauh ke depan.
Roeslani memberikan peringatan terhadap pendekatan yang mementingkan hasil jangka pendek. Ia menekankan, “Jangan lagi berpikir hanya untuk 2, 3, atau 5 tahun ke depan. Sekarang saatnya memiliki visi jangka panjang.” Dengan menggandeng seluruh BUMN untuk berfokus pada perencanaan yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan kinerja yang stabil dan berkelanjutan.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pun berkomitmen untuk menjadi lembaga yang transparan dan bertanggung jawab. Direktur Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief, mengungkapkan bahwa saat ini merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk meningkatkan pengelolaan kekayaannya sesuai dengan standar internasional yang mengedepankan integritas dan akuntabilitas. Hal ini diharapkan bukan hanya membangun kepercayaan tetapi juga meningkatkan daya saing BUMN di tingkat global.
Al-Arief mengindikasikan bahwa pembelajaran dari berbagai sovereign wealth fund di seluruh dunia menjadi referensi berharga untuk memperkuat model kelembagaan Danantara. Dia menjelaskan bahwa fondasi yang kokoh dalam pengambilan keputusan, sistem pengawasan, dan transparansi publik adalah elemen penting dalam menciptakan tata kelola lembaga yang modern dan kredibel.
Sebagai lembaga pengelola aset negara dengan mandat langsung dari presiden, Danantara saat ini sedang menjalankan agenda transformasi berskala besar. Transformasi ini dirancang dengan orientasi jangka panjang, bertujuan untuk menciptakan institusi yang efisien dan berkelanjutan.
Langkah-langkah strategis yang dijalankan mencakup konsolidasi entitas BUMN, peningkatan sistem evaluasi kinerja, serta penyesuaian struktur insentif dan pengawasan. Semua ini dimaksudkan untuk memastikan BUMN mampu bertahan dan tumbuh dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks.
Roeslani juga mengungkapkan harapannya bahwa Danantara tidak hanya berfungsi sebagai pengelola aset tetapi juga menjadi motor penggerak bagi pemerataan pembangunan nasional. Ini menunjukkan komitmen Danantara untuk berkontribusi lebih luas lagi kepada masyarakat, dengan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada di Indonesia.
Melalui langkah-langkah ini, Danantara menetapkan tujuannya untuk tidak hanya menjadi lembaga yang kompeten dalam hal keuangan, tetapi juga menjadi pelopor dalam hal kepemimpinan berkelanjutan di sektor BUMN. Seiring dengan upaya memperkuat fondasi manajerial, Danantara berharap dapat meningkatkan kinerja BUMN secara keseluruhan.
Dengan pendekatan jangka panjang yang ditekankan oleh Rosan Roeslani, diharapkan seluruh BUMN dapat bergerak maju dengan lebih terencana dan strategis. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan daya saing nasional dalam konteks global, di mana ketahanan organisasi menjadi kunci utama.
Rosan Roeslani mengingatkan bahwa untuk mencapai tujuan ini, investasi dalam pengembangan sumber daya manusia dan inovasi jelas sangat diperlukan. Berkomitmen untuk berpikir jauh ke depan, Danantara berusaha memastikan bahwa BUMN mampu beradaptasi dan bertahan menghadapi berbagai tantangan yang ada di masa depan.





