
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meninjau proses revitalisasi Terminal 1C di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), yang saat ini tengah berlangsung. Proyek ini diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2025. Menurut Dudy, perkembangan revitalisasi menunjukkan hasil yang positif dan diharapkan terminal ini dapat beroperasi secara parsial sebelum proyek selesai guna meningkatkan layanan bagi para pengguna jasa penerbangan.
Terminal 1C yang sedang direvitalisasi akan mengubah sejumlah jadwal penerbangan. Maskapai Citilink, misalnya, yang sebelumnya beroperasi di Terminal 1, akan dialihkan ke Terminal 3. Selain Citilink, Terminal 3 juga akan melayani maskapai Batik Air. Pergeseran ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan kenyamanan perjalanan bagi penumpang.
Menhub Dudy juga melakukan ramp inspection, yaitu inspeksi kelaikudaraan, terhadap sejumlah pesawat di Bandara Soetta. Pesawat yang diperiksa termasuk milik Garuda Indonesia, Super Air Jet, Batik Air, dan Citilink Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek penerbangan, baik dari segi fisik mesin pesawat maupun kelengkapan dokumen, telah memenuhi standar yang ditetapkan.
“Inspection kelaikudaraan ini penting untuk menjaga keselamatan penerbangan. Kami ingin memastikan bahwa semua maskapai mematuhi peraturan yang berlaku, termasuk mekanisme dan komponen yang digunakan,” ujar Dudy. Ia juga menekankan pentingnya ketegasan dari para inspektur untuk melarang pesawat terbang jika ditemukan pelanggaran yang serius.
Revitalisasi Terminal 1C menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur penerbangan nasional. Dengan adanya penambahan dan perbaikan fasilitas, diharapkan pengalaman penerbangan penumpang dapat semakin baik. Pemerintah juga berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam peningkatan kualitas bandara di seluruh Indonesia.
Kegiatan revitalisasi ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi pengguna jasa, tetapi juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi daerah di sekitarnya. Dalam konteks yang lebih luas, keberadaan terminal yang modern dan efisien diharapkan dapat meningkatkan daya saing Bandara Soetta di tingkat internasional.
Adanya perubahan operasional ini turut memberikan tantangan bagi maskapai dalam merencanakan jadwal penerbangan mereka. Proses transisi ke Terminal 3 diharapkan dapat berlangsung mulus sehingga pelayanan kepada penumpang tetap terjaga. Maskapai-maskapai diharapkan untuk berkoordinasi dengan pihak bandara agar semua aspek logistik dapat diatur dengan baik.
Keberhasilan revitalisasi Terminal 1C juga akan menjadi tolok ukur bagi proyek-proyek lain di bidang transportasi udara. Diharapkan, dengan hasil yang maksimal, proyek revitalisasi ini dapat menjadi contoh bagi pengembangan terminal lainnya di Indonesia, sehingga pengalaman penerbangan di tanah air semakin menarik bagi travelers domestik maupun internasional.
Sebagai bagian dari pengawasan dan evaluasi progres revitalisasi, Kemenhub akan terus melakukan peninjauan berkala. Harapan besar tertuju pada akhir tahun 2025 sebagai target penyelesaian proyek ini, dan masyarakat serta stakeholder pemangku kepentingan menantikan hasil akhirnya. Selain itu, langkah-langkah untuk memastikan keselamatan dan keamanan selama proses revitalisasi berlangsung juga akan tetap diutamakan.
Dengan adanya revitalisasi ini, diharapkan Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya menjadi salah satu bandara tersibuk, tetapi juga yang paling modern dan efisien di Asia Tenggara. Pembenahan fasilitas serta sistem yang lebih baik akan menyokong pertumbuhan industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia.





