PT Bank Mega Tbk. mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,36 triliun pada semester I/2025, mengalami kenaikan 10,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinerja positif ini tercermin dalam laporan keuangan yang dirilis oleh perusahaan, di mana pendapatan bunga mencapai Rp5,19 triliun, meskipun hanya tumbuh tipis dari Rp5,17 triliun pada semester I/2024.
Kenaikan laba ini, meski sedikit tertekan oleh peningkatan beban bunga sebesar 6,35% dari Rp2,48 triliun menjadi Rp2,63 triliun, menunjukkan bahwa Bank Mega mampu mempertahankan performa keuangannya. Namun, laba bersih setelah memperhitungkan beban bunga ini mencatat penurunan sebesar 5,11%, dari Rp2,70 triliun menjadi Rp2,56 triliun.
Meskipun tekanan pada pendapatan bunga bersih, ada sejumlah faktor positif yang mendukung kinerja operasional bank ini. Beban operasional lainnya mengalami perbaikan dengan penurunan 16,33% YoY menjadi Rp999,84 miliar. Dalam hal ini, laba operasional Bank Mega tercatat sebesar Rp1,56 triliun, naik 3,81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan non-operasional turut mengalami lonjakan signifikan, dari Rp12,23 miliar menjadi Rp125,24 miliar pada semester I/2025. Hasilnya, laba sebelum pajak meningkat dari Rp1,52 triliun menjadi Rp1,69 triliun. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan dalam pendapatan bunga, Bank Mega berhasil meraih keuntungan tambahan dari sumber lain.
Dari sisi intermediasi, Bank Mega mencatat pertumbuhan kredit sebesar 5,11% YoY, mencapai Rp67,40 triliun. Namun, dana pihak ketiga (DPK) mengalami penyusutan sebesar 3,56% menjadi Rp86,30 triliun. Jika dirinci lebih lanjut, giro mengalami penurunan paling signifikan dengan penurunan 28,36% menjadi Rp8,80 triliun, diikuti oleh tabungan yang menyusut 2,91% menjadi Rp18,13 triliun. Sebaliknya, deposito menunjukkan pertumbuhan 1,45% YoY menjadi Rp59,37 triliun.
Mengenai indikator keuangan lainnya, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mega mengalami peningkatan dari 24,01% menjadi 26,30%. Hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki buffer yang cukup solid untuk menghadapi potensi risiko yang mungkin muncul. Kualitas kredit juga memperlihatkan perbaikan dengan rasio Non-Performing Loans (NPL) gross menurun dari 1,77% menjadi 1,69%, sementara NPL net turun dari 1,32% menjadi 1,17%.
Pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) mengalami penurunan dari 4,98% menjadi 4,38%, yang mencerminkan meningkatnya beban bunga yang dialami oleh bank. Selain itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga menunjukkan perbaikan dari 75,25% menjadi 74,83%, menandakan efisiensi yang meningkat dalam pengelolaan biaya operasional.
Secara keseluruhan, kinerja PT Bank Mega Tbk. pada semester I/2025 memberikan gambaran optimis tentang kapasitas bank ini untuk bertahan dan tumbuh di tengah tekanan berat dari beban bunga dan kondisi makroekonomi. Dengan langkah-langkah strategis dalam manajemen biaya operasional dan peningkatan pendapatan non-operasional, Bank Mega terus berupaya mencapai hasil yang lebih baik di masa mendatang. Melihat perkembangan ini, bank diharapkan dapat terus menjaga kinerja keuangannya agar tetap kompetitif di industri perbankan yang semakin ketat.





