Bahlil Tegaskan Setor PNBP Jumbo ke Negara, Senggol Sri Mulyani Soal Anggaran

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia baru-baru ini mengisyaratkan ketidakpuasannya terhadap alokasi anggaran Kementerian ESDM dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor ESDM Jakarta, Bahlil mengungkapkan hal ini sembari memaparkan kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari sektor yang dipimpinnya.

Bahlil menegaskan bahwa meskipun Kementerian ESDM berhasil mengumpulkan PNBP yang signifikan, mereka tidak menghujani permintaan untuk tambahan anggaran. Ia mengatakan, "Sekalipun begini, kami tetap tidak meminta tambah anggaran. Kalau tidak dikasih, kita tidak minta. Tapi kalau enggak dikasih-kasih juga berarti udah enggak tahu diri itu namanya." Pernyataan ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap situasi anggaran meskipun kontribusi sektor ESDM cukup tinggi.

Capaian PNBP yang Mencolok

Dalam paparan data, Bahlil menginformasikan bahwa pada semester pertama tahun 2025, PNBP dari sektor ESDM telah mencapai Rp 138,8 triliun. Angka tersebut setara dengan 54,5 persen dari target PNBP tahunan sebesar Rp 254,5 triliun. Capaian ini berasal dari berbagai sumber, dengan rincian sektor mineral dan batu bara menyuplai Rp 74,2 triliun, sektor minyak dan gas bumi (migas) sebesar Rp 57,3 triliun, serta sektor lainnya yang berkontribusi Rp 6,2 triliun. Sektor energi baru terbarukan (EBT) menyumbang Rp 1,09 triliun.

Bahlil menekankan bahwa pendapatan dari sektor ESDM mencakup sekitar 10-12 persen dari total pendapatan negara yang berasal dari PNBP. Selain itu, pajak dari badan usaha di bidang migas diperkirakan berkontribusi sekitar 15,5 persen dari total pendapatan negara, menegaskan peran penting sektor ini dalam perekonomian negara.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun capaian yang baik, Bahlil tidak menampik tantangan yang dihadapinya. Ia menjelaskan kondisi global yang tidak menentu, seperti penurunan harga minyak dan batu bara yang berdampak pada pendapatan. "Bayangkan bapak/ibu semua, di tengah gejolak harga minyak turun, harga batu bara turun, tapi kami harus berusaha tetap untuk mencapai Rp 254,5 triliun. Dan ini adalah target yang diberikan oleh Bapak Presiden," ungkapnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Kementerian ESDM harus beradaptasi dan berstrategi dengan baik untuk memenuhi target yang ditetapkan meskipun situasi market sedang tidak mendukung. Keberhasilan mengelola dan mengoptimalkan potensi yang ada menjadi kunci untuk mencapai target yang ambisius.

Pentingnya Kontribusi Sektor ESDM

Dengan kontribusi yang signifikan, sektor ESDM menjadi pemain utama dalam perekonomian Indonesia. Keberhasilan mencapai PNBP yang tinggi bukan hanya menunjukkan performa Kementerian, tetapi juga berkontribusi dalam pembiayaan berbagai program nasional lainnya. Bahlil, dalam kinerjanya, tampak sangat berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor yang dipimpinnya, meskipun harus merangkul tantangan yang ada.

Mencermati kinerja ini, jelas bahwa dialog antara Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan menjadi vital. Dalam konteks ini, interaksi keduanya tidak hanya soal angka, tetapi juga tentang bagaimana mendukung keberlanjutan energi dan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada.

Ke depan, pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja sektor ESDM menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kontribusi terhadap negara tetap berada di jalur yang tepat, sekaligus mendukung agenda pembangunan nasional. Potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah benar-benar harus dimanfaatkan secara optimal demi kesejahteraan masyarakat.

Berita Terkait

Back to top button