Pendiri SoftBank Group, Masayoshi Son, kembali merebut gelar sebagai orang terkaya di Jepang setelah jeda selama empat tahun. Kenaikan harga saham perusahaan investasinya yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo, yang melonjak lebih dari 60% pada tahun ini, menjadi pendorong utama peningkatan kekayaannya. Menurut data terbaru dari Forbes, Son memiliki kekayaan bersih mencapai 50,5 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp817,79 triliun, yang sebagian besar berasal dari kepemilikan sahamnya di SoftBank.
Sebelumnya, Son menempati posisi puncak tersebut pada tahun 2021 dengan kekayaan mencapai 45,4 miliar dolar AS. Namun, sejak tahun 2022, ia terpaksa menyerahkan status tersebut kepada Tadashi Yanai, pendiri Fast Retailing yang merupakan induk dari Uniqlo, karena saham SoftBank mengalami penurunan drastis akibat kerugian di unit investasi Vision Funds. Kini, dengan kembalinya kekayaan Son, ia telah melampaui Yanai yang tercatat memiliki kekayaan sebesar 46,8 miliar dolar AS.
Fokus Investasi pada Kecerdasan Buatan
Investasi SoftBank kini berpusat pada perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI), terutama OpenAI, pencipta ChatGPT. OpenAI menjadi sorotan karena dianggap memiliki prospek cerah dalam pertumbuhan, dan kutipan investor semakin tertarik untuk bergabung. Sebagai investor utama dalam putaran pendanaan OpenAI senilai 40 miliar dolar AS, SoftBank menunjukkan komitmennya untuk memperkuat posisinya dalam industri teknologi yang sedang berkembang pesat ini.
SoftBank dan OpenAI juga menjalin kemitraan strategis, termasuk proyek infrastruktur AI senilai 500 miliar dolar AS. Rencana lebih lanjut menunjukkan SoftBank bakal mengucurkan investasi hingga 30 miliar dolar AS ke perusahaan tersebut, yang akan disindikasikan kepada investor lainnya.
Diversifikasi Portofolio
Di samping itu, SoftBank menunjukkan langkah proaktif dengan meningkatkan kepemilikan sahamnya di Nvidia, serta mengejar akuisisi saham di Oracle dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dengan nilai ratusan juta dolar. Langkah ini menunjukkan fokus perusahaan yang semakin kuat pada sektor semikonduktor, yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai layanan AI.
Perusahaan desain chip, Arm Holdings, yang 90% sahamnya dimiliki oleh SoftBank, juga berencana untuk memproduksi semikonduktor sendiri. Ini merupakan perubahan signifikan dari model bisnis sebelumnya yang mengandalkan penjualan perangkat lunak, dan bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dalam teknologi yang dapat memproses data lebih cepat.
Menyongsong Ambisi Masa Depan
Masayoshi Son memahami pentingnya kecerdasan buatan dalam perkembangan bisnis ke depan. Ia mendambakan kecerdasan super buatan (ASI), yang digambarkan sebagai ‘10.000 kali lebih cerdas daripada kecerdasan manusia’. Ambisi ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial, tetapi juga berusaha untuk mendorong inovasi dalam teknologi yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia.
Dengan optimisme yang mengelilingi potensi AI, investor kini lebih percaya pada visi panjang Son. Mereka berbondong-bondong berinvestasi di SoftBank karena percaya bahwa kolaborasi dengan OpenAI dan fokus terhadap teknologi mutakhir akan menghasilkan hasil luar biasa.
Kesimpulan yang Tidak Terucapkan
Kembalinya Masayoshi Son ke posisi teratas sebagai orang terkaya di Jepang mencerminkan dinamika pasar yang cepat, khususnya dalam industri teknologi. Seiring pertumbuhan eksplosif dalam sektor kecerdasan buatan, SoftBank nampaknya siap untuk meraih peluang besar yang akan datang. Keterlibatan Son dalam berbagai proyek strategis menunjukkan bahwa ia tidak hanya sekadar mencari keuntungan, tetapi juga ingin berkontribusi pada masa depan teknologi yang lebih canggih.
Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan perjalanan Son, tetapi juga potensi luar biasa yang dimiliki oleh industri teknologi di Jepang dan dunia.





