Godrej Ajak 20 Ribu Siswa SD Menjadi Pahlawan Pencegah Penyakit DBD

Godrej Consumer Products Indonesia (GCPI) melalui brand HIT meluncurkan inisiatif bernama “Merdeka dari DBD,” yang bertujuan untuk mengajak 20 ribu siswa sekolah dasar (SD) menjadi pahlawan pencegah Demam Berdarah Dengue (DBD). Kampanye ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kasus DBD di Indonesia, yang hingga pertengahan 2025 tercatat lebih dari 67.000 kasus, dengan Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, lebih dari 10.000.

Kampanye ini berlangsung dalam semangat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Nyamuk Sedunia. DBD, yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti, menjadi isu kesehatan masyarakat yang mendesak, terutama bagi anak-anak. Menurut Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, Agustina Isturini, angka kematian akibat DBD sebagian besar terjadi pada anak-anak usia 5 hingga 14 tahun. Oleh karena itu, kesadaran dan edukasi mengenai pencegahan DBD di kalangan anak-anak dianggap sangat penting.

Melalui program ini, siswa akan diajarkan tentang siklus hidup nyamuk dan habitatnya, serta mengenal langkah-langkah pencegahan yang dikenal sebagai 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang. Ini diharapkan dapat membantu menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan. Pada acara peluncuran di SDN Pondok Bambu 02 di Jakarta, 500 siswa dan 25 relawan berpartisipasi. Target jangkauan kampanye ini adalah 50.000 siswa hingga tahun 2027, dengan lebih dari 20.000 siswa telah berpartisipasi hingga saat ini.

Inisiatif ini tidak hanya fokus pada pencegahan tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini terkait DBD. Banyak orang tua cenderung segera memeriksakan anak mereka saat demam, namun dr. Miza Afrizal, seorang ahli penyakit dalam, menekankan bahwa dalam kasus DBD, waktu sangat krusial. Tanda bahaya sering muncul sekitar 72 jam setelah demam mulai, sehingga orang tua perlu memahami kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Kesalahan dalam timing pemeriksaan berpotensi berisiko, karena dapat menimbulkan rasa aman yang salah.

Guna menggiatkan partisipasi masyarakat, GCPI juga mengajak relawan dan pihak sekolah untuk terlibat aktif dalam kampanye ini. Hal ini penting untuk membangun jaringan pencegahan yang kuat, memastikan bahwa seluruh masyarakat, terutama anak-anak, dapat belajar dan menerapkan kebiasaan hidup bersih. Plt. Kepala Seksi SD Sudin Pendidikan Wilayah 1 Kota Adm. Jakarta Timur, Riswan Desri, memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini, dengan harapan program tersebut dapat menciptakan generasi yang tidak hanya bergantung pada informasi tetapi juga menerapkan praktik pencegahan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Kampanye “Merdeka dari DBD” merupakan bagian dari visi keberlanjutan “Good & Green” dari GCPI yang bertujuan untuk memberantas penyakit yang ditularkan melalui vektor. Di Indonesia, fokus inisiatif ini adalah untuk memberantas DBD, sementara di India, program yang serupa telah berhasil mengurangi kasus malaria. Dalam konteks yang lebih luas, langkah ini penting untuk mempromosikan kesadaran kesehatan di level anak-anak sejak dini, mengingat bahwa mereka akan menjadi agen perubahan di keluarga dan komunitas mereka.

Dengan melibatkan siswa sebagai pahlawan pencegah DBD, kampanye ini tidak hanya membekali mereka dengan pengetahuan tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran lingkungan yang lebih baik. Di masa depan, diharapkan bahwa kesadaran ini dapat meluas tidak hanya di kalangan anak-anak, tetapi juga ke seluruh lapisan masyarakat. Status kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat dicapai melalui pendidikan yang tepat dan keterlibatan komunitas yang luas.

Berita Terkait

Back to top button