Aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta pada tanggal 28-29 Agustus 2025 mengundang perhatian luas setelah berujung pada kerusuhan. Demonstrasi ini dipicu oleh kemarahan masyarakat menyusul tragedi seorang driver ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan. Kejadian tersebut menimbulkan gelombang protes terhadap tindakan represif aparat dan menciptakan ketidakpastian yang dapat berdampak signifikan pada stabilitas ekonomi Indonesia.
Pemerintah, melalui Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan bahwa situasi ini harus segera ditangani. Menurut Susiwijono, penting bagi semua pihak untuk tetap tenang. Pemerintah mencatat semua aspirasi masyarakat dan berkomitmen untuk menindaklanjutinya. Dalam pernyataannya, ia menyatakan, "Kita berharap ini akan berdampak positif dan perkembangan situasi di lapangan bisa terkendali dan kondusif, sehingga tidak berdampak lebih lanjut ke ekonomi kita."
Susi menekankan bahwa ketidakpastian politik dan keamanan dapat mengganggu iklim investasi. Pasar keuangan domestik sudah menunjukkan respons negatif dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kurs rupiah. Pelaku usaha berharap situasi cepat membaik untuk menjaga kelancaran distribusi barang serta aktivitas produksi. "Stabilitas politik dan keamanan sangat penting bagi investor, baik dalam maupun luar negeri. Jangan sampai situasi ini memengaruhi persepsi terhadap daya saing ekonomi Indonesia," tambah Susi.
Dampak Ekonomi Jangka Pendek dan Panjang
Kondisi ini, jika dibiarkan berlarut-larut, dapat membawa dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Susiwijono menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 ditargetkan lebih tinggi. Saat ini, pemerintah tengah berupaya memastikan stimulan ekonomi yang telah digelontorkan dapat memberikan efek positif. "Waktunya tinggal sebulan lagi. Kita akan memastikan berbagai program stimulus ekonomi berjalan dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III," ujarnya.
Aksi massa yang terjadi merupakan indikator penting bagi kondisi sosial dan ekonomi di tanah air. Jika demonstrasi tidak dapat dikelola dengan baik, ada kemungkinan masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah dan lembaga keuangan. Hal ini bisa mengarah pada penghindaran investasi, yang berimbas pada penurunan aktivitas ekonomi.
Respon Masyarakat dan Harapan ke Depan
Masyarakat mulai mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi yang terjadi, terutama terkait dengan tindakan aparat yang dianggap terlalu represif. Menurut Pantauan di lapangan, setelah sejumlah aksi berlangsung, keadaan semakin memanas dengan adanya pembakaran mobil milik anggota Brimob. Peristiwa ini jelas menunjukkan bahwa ketidakpuasan masyarakat semakin mendalam.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah kongkrit untuk meredakan ketegangan. Pemerintah harus mendengarkan dan merespons tuntutan masyarakat dengan baik, agar aspirasinya dapat disampaikan dengan konstruktif. Selain itu, jaminan keamanan dan stabilitas politik menjadi prioritas utama untuk menciptakan iklim investasi yang sehat.
Kesimpulan
Dengan semakin kompleksnya situasi yang dihadapi, semua pihak perlu bekerja sama untuk menciptakan stabilitas dan keamanan. Pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha harus bersinergi untuk cam melalui situasi sulit ini. Jika ketidakpastian terus berlanjut, dampak nyata di lapangan dapat berdampak pada perekonomian nasional. Menciptakan dialog terbuka menjadi penting untuk memastikan semua suara didengarkan dan diakomodasi, demi kepentingan ekonomi yang lebih besar.





