Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menunjukkan performa yang mengesankan dengan melesat sebesar 90,25 poin atau 1,17% pada penutupan sesi I, mencapai level 7.826,31 pada 2 September 2025. Selama sesi perdagangan, indeks ini bergerak dalam rentang 7.771 hingga 7.839, mencerminkan optimisme investor di tengah kondisi pasar yang beragam.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (IDX), total nilai transaksi selama sesi I mencapai sekitar Rp 8,59 triliun dengan frekuensi perdagangan mencapai 1.157.606 kali. Temuan tersebut menunjukkan adanya kegiatan trading yang cukup aktif, dengan 21,01 miliar saham yang diperdagangkan. Pada akhir sesi, sebanyak 592 saham mengalami kenaikan, sementara 105 saham terkoreksi, dan 105 saham stagnan.
Kenaikan Sektor Saham
Penguatan IHSG pada sesi I ini didorong oleh seluruh sektor yang turut menguat. Sektor barang baku mencatatkan penguatan tertinggi, melonjak hingga 3,21%. Selain itu, sektor perindustrian juga tumbuh 2,97%, diikuti oleh sektor properti sebesar 2,1%, sektor teknologi dengan penguatan 1,8%, dan sektor energi yang naik 1,63%. Keberagaman penguatan di setiap sektor menunjukkan ketahanan pasar meskipun bursa Asia sebagian besar mengalami penurunan.
Sementara itu, di tengah kenaikan ini, investor mencatat beberapa saham yang berhasil menjadi top gainers. Di antara mereka, PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) mencatatkan lonjakan tertinggi, dengan kenaikan sebanyak 34,29%. Diikuti oleh PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) yang melonjak 24,65%, dan PT Shield on Service Tbk (SOSS) dengan penguatan 24,54%. Saham-saham lain yang juga mencatatkan kenaikan signifikan termasuk PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS) serta PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS).
Kondisi Pasar Asia
Di sisi lain, ketika IHSG melonjak, bursa saham Asia mayoritas mengalami pelemahan. Indeks Hang Seng di Hong Kong tercatat turun 0,41%, diikuti oleh Shanghai di China yang melemah 0,54%, sementara Nikkei di Jepang mengalami penurunan 0,1%. Hanya Straits Times di Singapura yang mencatatkan penguatan sebesar 0,5%. Hal ini mengindikasi bahwa meskipun IHSG memperlihatkan performanya yang baik, pasar global masih bergejolak dan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal.
Top and Flop Saham
Namun, meski banyak saham yang mencatatkan keuntungan, ada juga beberapa yang mengalami penurunan signifikan. Di antara mereka, PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) masuk dalam daftar top losers dengan penurunan sebesar 6,17%. Saham lain yang juga mengalami penurunan termasuk PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) yang anjlok 5,88%, dan PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) yang terpangkas 5,08%. Sementara itu, PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) dan PT Indo Rama Synthetics Tbk (INDR) juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 5,04% dan 4,76%.
Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa meskipun IHSG menunjukkan penguatan, dinamika pasar tetap berjalan kompleks dan tidak bisa diprediksi sepenuhnya. Investor diharapkan tetap berhati-hati dan bijak dalam mengambil keputusan investasi, mempertimbangkan baik potensi keuntungan maupun risiko yang ada.
Dengan penguatan yang terus berlanjut, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan selanjutnya. Momen ini menunjukkan potensi IHSG untuk terus melaju di atas level 7.800, tetapi juga menekankan pentingnya analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi pasar ke depan.





