Investor Pasar Modal RI Melonjak Menjadi 18 Juta, 44 Emiten Siap Buka-Bukaan

Jumlah investor di pasar modal Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan, mencapai lebih dari 18 juta hingga akhir tahun 2025. Kenaikan ini tercatat sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah pasar modal RI, berkat kemajuan dalam digitalisasi layanan sekuritas dan meningkatkan edukasi online. Direktorat Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan bahwa transformasi digital dan program edukasi yang meningkat telah menjadi faktor pendorong utama dalam pertumbuhan jumlah investor.

“Maraknya fasilitas layanan digital dan edukasi online yang ditawarkan oleh sekuritas dan lembaga keuangan lainnya berkontribusi besar pada peningkatan jumlah investor pasar modal,” tutur Iman dalam acara Public Expose Live 2025. Acara ini diadakan untuk meningkatkan transparansi dan akses informasi bagi masyarakat luas, yang diharapkan dapat membantu investor dalam membuat keputusan yang lebih baik dan terhindar dari rumor yang tidak berdasar.

Di samping pertumbuhan jumlah investor, sebanyak 44 perusahaan juga siap berpartisipasi dalam Public Expose, memaparkan kinerja keuangan serta rencana bisnis mereka ke depan. Ini bertujuan untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap pasar modal yang semakin transparent. “Kegiatan ini merupakan interaksi langsung antara investor dan perusahaan tercatat, sekaligus memperkuat basis investor di Indonesia,” tambah Iman.

Deputi Komisioner OJK, Eddy Manindo Harahap, menekankan bahwa Public Expose Live bukan sekadar formalitas tahunan, tetapi merupakan simbol komitmen untuk membangun pasar modal yang kuat melalui keterbukaan informasi. Hingga akhir Agustus 2025, OJK mencatat penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp167,92 triliun dari 144 penawaran umum, termasuk 16 emiten baru. Hal ini menunjukkan ketahanan pasar modal meskipun dalam dinamika global yang tidak menentu.

Eddy menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya untuk memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga sebagai momentum untuk meningkatkan kepercayaan investor dan memacu pertumbuhan pasar modal Indonesia. Public Expose Live 2025 diadakan secara virtual pada 8 hingga 12 September 2025, bertepatan dengan peringatan 48 tahun diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Ini merupakan pengingat akan pentingnya tata kelola perusahaan dan transparansi dalam menyampaikan informasi terkini kepada publik.

Lima hari penyelenggaraan Public Expose diharapkan memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan informasi yang akurat dari emiten mengenai kinerja dan prospeknya. OJK menekankan pentingnya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, terutama dalam penggunaan dana hasil penawaran umum. Hal ini semakin penting di tengah kebutuhan untuk mendukung inklusi keuangan di masyarakat.

Dengan pertumbuhan jumlah investor yang mencolok dan peningkatan transparansi dari emiten, pasar modal Indonesia memasuki era baru yang lebih terbuka dan berkemampuan untuk menghadapi tantangan yang ada. Ini sejalan dengan upaya pemerintah dan pihak terkait untuk meningkatkan daya tarik pasar modal bagi investor lokal dan asing.

Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh BEI dan OJK dalam menyelenggarakan Public Expose Live sangat penting. Transparansi dan akses informasi yang lebih baik merupakan kunci untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. Keterbukaan informasi tidak hanya berfungsi untuk memenuhi regulasi, tetapi juga menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekosistem pasar modal yang lebih sehat.

Dengan persaingan yang semakin ketat di pasar modal global, upaya untuk meningkatkan jumlah investor dan memperkuat transparansi di kalangan emiten akan menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa pasar modal Indonesia tetap relevan dan kompetitif di masa depan.

Berita Terkait

Back to top button