Bosch Bakal PHK 13 Ribu Karyawan, Ini Biang Keroknya di Pasar Global

Perusahaan otomotif asal Jerman, Robert Bosch, berencana untuk melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap tenaga kerjanya, dengan tujuan memangkas 13.000 karyawan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap adanya tekanan yang cukup signifikan dari kondisi pasar yang lesu, biaya operasional yang tinggi, dan persaingan yang semakin ketat di industri otomotif global. Keputusan tersebut mencerminkan tantangan yang dihadapi Bosch dalam mempertahankan daya saing di sektor mobilitas.

Bosch mengungkapkan bahwa, selain pemutusan hubungan kerja, mereka juga akan melakukan sejumlah tindakan efisiensi lainnya. Hal ini termasuk pengurangan biaya material dan operasional, pemangkasan investasi di fasilitas dan bangunan, serta penyederhanaan logistik dan rantai pasok. Dengan adanya beban biaya berlebih tahunan yang mencapai sekitar 2,5 miliar euro, perusahaan merasa langkah efisiensi ini menjadi keharusan.

Pemangkasan karyawan ini akan dilakukan secara bertahap dan menyebar di beberapa lokasi di Jerman, dengan target penyelesaian hingga tahun 2030. Menurut Bosch, kondisi ini terjadi karena terdapat kelebihan kapasitas di berbagai bidang, seperti administrasi, penjualan, pengembangan, dan produksi, yang disebabkan oleh permintaan yang melemah.

Stefan Grosch, anggota dewan manajemen Bosch, menjelaskan bahwa langkah tersebut adalah upaya mendesak untuk memperkuat daya saing pada sektor mobilitas. “Kami harus segera memperkuat daya saing di sektor mobilitas dan terus memangkas biaya secara permanen,” tegas Grosch. Dia menambahkan, “Keputusan ini memang sangat menyakitkan, tetapi tidak ada jalan lain.”

Meskipun Bosch merencanakan pemotongan tenaga kerja yang signifikan, optimisme masih ada dalam hal pendapatan. CEO Bosch, Stefan Hartung, sebelumnya mengindikasikan bahwa perusahaan masih memperkirakan ada kenaikan pendapatan sekitar 2% pada tahun 2025, meskipun mengalami tantangan yang dilakukan. Saat ini, Bosch memiliki sekitar 418.000 karyawan di seluruh dunia.

Dari sisi industri otomotif di Eropa, ada sedikit berita baik dengan konfirmasi dari Washington mengenai implementasi perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, tarif impor kendaraan dan suku cadang yang berasal dari Eropa dikurangi menjadi 15% yang mulai diberlakukan sejak 1 Agustus. Namun, asosiasi industri otomotif Jerman (VDA) memperingatkan bahwa hambatan dagang yang masih ada tetap menjadi tantangan besar bagi para pelaku industri, dan mereka mendesak Uni Eropa untuk berupaya memperbaiki kondisi perdagangan transatlantik.

Markus Heyn, anggota dewan Bosch sekaligus ketua divisi Mobilitas, mengungkapkan, “Perkembangan geopolitik dan hambatan dagang seperti tarif menimbulkan ketidakpastian besar—kami, seperti semua perusahaan, harus menghadapi hal ini.”

Keputusan Bosch untuk memangkas karyawan tidak hanya mencerminkan tantangan internal perusahaan, tetapi juga menunjukkan dampak lebih luas yang dialami industri otomotif global di tengah perubahan dan ketidakpastian yang berlangsung. Karyawan yang terkena dampak kemungkinan akan menghadapi tantangan tersendiri, sementara perusahaan harus mencari jalan keluar dari krisis ini dengan strategi yang lebih efisien dan berorientasi masa depan.

Sebagai tambahan, langkah efisiensi dan restrukturisasi ini perlu dicermati oleh pelaku industri lainnya, karena dapat menjadi indikator arah dan strategi di sektor otomotif yang semakin berkembang pesat dan penuh tantangan.

Src: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-8133601/bosch-bakal-phk-13-ribu-karyawan-ini-biang-keroknya?page=all

Berita Terkait

Back to top button