CBI Dorong Inovasi Manajemen Risiko Kredit untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan

Credit Bureau Indonesia (CBI) berkomitmen untuk mendorong inovasi dalam manajemen risiko kredit dan meningkatkan inklusi keuangan sebagai bagian dari inisiatif jangka panjang dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif di Indonesia. Dalam forum CBI Connect 2025, yang diadakan baru-baru ini, hadir berbagai pemangku kepentingan termasuk regulator, perbankan, fintech, dan pelaku UMKM, untuk mendiskusikan peran penting inovasi dalam memajukan sektor keuangan.

Pada acara ini, Presiden Direktur CBI, Anton K. Adiwibowo, menekankan bahwa CBI Connect 2025 bukan hanya sekadar konferensi, tetapi sebagai wadah kolaborasi untuk mendorong adopsi teknologi dan pemanfaatan data yang lebih baik dalam manajemen risiko. Menurutnya, forum tersebut bertujuan untuk membangun jaringan dan kepercayaan di antara berbagai ekosistem keuangan.

Salah satu fokus utama CBI adalah memperkuat manajemen risiko dan memperluas inklusi keuangan melalui beberapa inovasi, di antaranya adalah CBI Polaris, Portfolio Alerts, dan Income Predictor. CBI Polaris dirancang untuk membantu lembaga keuangan dalam mengelola risiko kredit dengan lebih baik, sedangkan Portfolio Alerts memberikan peringatan terkait perubahan yang mungkin mempengaruhi portofolio kredit. Income Predictor memungkinkan institusi keuangan untuk lebih akurat dalam memperkirakan potensi pendapatan calon debitur.

Untuk mendukung pertumbuhan UMKM, CBI meluncurkan SME Bureau, solusi inovatif yang bertujuan mempercepat proses onboarding pembukaan rekening serta proses underwriting UMKM. Melalui laporan SME yang komprehensif dan sistem pemeringkatan UMKM, lembaga keuangan dapat dengan cepat memahami profil calon nasabah dan membuat keputusan yang lebih informasional.

Selain itu, CBI juga berupaya meningkatkan literasi kredit masyarakat melalui aplikasi SkorKu. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi lengkap mengenai riwayat skor kredit mereka, sehingga masyarakat lebih memahami kondisi keuangan pribadi dan dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait kredit.

Kepala Departemen Perizinan dan Manajemen Krisis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Aslan Lubis, menyoroti berbagai inisiatif yang diambil OJK untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM dan memperdalam pasar keuangan. Penerbitan Peraturan OJK tentang Kemudahan Akses Pembiayaan kepada UMKM menunjukkan komitmen dalam mendukung peran LPIP dalam ekosistem sektor jasa keuangan.

Dalam panel diskusi pada acara tersebut, berbagai panelis dari Mandiri Utama Finance, Allo Bank, dan Indodana Fintech menegaskan bahwa pemanfaatan data dan analitik prediktif, serta verifikasi digital, telah membuat proses kredit menjadi lebih cepat, transparan, dan inklusif. Meskipun demikian, mereka juga menekankan pentingnya tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dalam proses tersebut.

Momentum CBI Connect 2025 diharapkan dapat memperkuat posisi CBI sebagai penyedia produk dan layanan manajemen risiko kredit yang inovatif. Eksplorasi kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat luas dan UMKM, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

Dengan berbagai inisiatif dan inovasi yang diperkenalkan, CBI menunjukkan keseriusannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dalam era membangun digitalisasi ini, langkah-langkah yang diambil CBI dan OJK dapat menjadi game changer dalam memodernisasi sistem keuangan di tanah air, sekaligus membantu masyarakat untuk lebih mudah mendapatkan akses layanan keuangan yang mereka butuhkan.

Source: finansial.bisnis.com

Berita Terkait

Back to top button