Bank Dunia: 1 dari 7 Anak Muda di China dan Indonesia Menganggur

Berdasarkan laporan terbaru dari Bank Dunia, satu dari tujuh anak muda di China dan Indonesia saat ini terjebak dalam situasi pengangguran. Laporan berjudul "Jobs: East Asia and Pacific Economic Update – October 2025" menunjukkan bahwa tantangan dalam menciptakan lapangan kerja di kawasan Asia Timur dan Pasifik (EAP) menjadi masalah utama yang harus dihadapi. Salah satu isu kritis adalah kesulitan generasi muda dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

Menurut data yang diungkapkan oleh Bank Dunia, tingkat pengangguran di kalangan usia 15-24 tahun di Indonesia hampir mencapai 15%, sementara di China, angka tersebut bahkan lebih tinggi dari 15%. Situasi ini menjadikan kedua negara tersebut sebagai yang terburuk di kawasan, diikuti oleh Mongolia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Hal ini menunjukkan adanya krisis di pasar kerja yang mempengaruhi generasi muda, yang seharusnya menjadi aset penting bagi pertumbuhan ekonomi.

Sektor Informal dan Dampak Teknologi

Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah banyaknya pekerja yang terjebak dalam sektor informal. Format kerja ini tidak hanya memberikan ketidakpastian dalam hal pendapatan, tetapi juga menghalangi akses pekerja terhadap perlindungan sosial yang memadai. Selain itu, perubahan yang cepat dalam teknologi juga membentuk dinamika baru di pasar kerja. Adanya robot industri dan kecerdasan buatan telah meningkatkan produktivitas di banyak sektor, tetapi di sisi lain, hal ini juga berpotensi menggantikan pekerjaan-pekerjaan tradisional yang ada.

Partisipasi Tenaga Kerja yang Beragam

Selanjutnya, laporan Bank Dunia juga mengindikasikan bahwa meskipun tingkat pekerja di EAP tergolong tinggi dibandingkan dengan wilayah lain, partisipasi angkatan kerja masih bervariasi antarnegara. Di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina, terdapat selisih signifikan antara partisipasi laki-laki dan perempuan yang mencapai sekitar 15%. Keterlibatan perempuan di pasar kerja masih rendah, terutama di sektor-sektor yang lebih produktif dan formal.

Demografi dan Tantangan Masa Depan

Demografie juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Negara seperti China, Vietnam, dan Thailand mulai mengalami masalah populasi yang menua. Sementara itu, Indonesia, Filipina, dan Kamboja masih memiliki populasi muda yang tinggi. Dalam jangka panjang, diperkirakan populasi usia kerja di EAP akan menyusut sekitar 200 juta orang antara 2025 hingga 2050. Hal ini bisa menjadi tantangan besar bagi pembangunan ekonomi dan sosial.

Solusi untuk Mengatasi Pengangguran

Menghadapi tantangan ini, Bank Dunia menyerukan perlunya pergeseran pekerja dari sektor dengan produktivitas rendah ke sektor yang lebih produktif. Dari tahun 1970-an hingga 1990-an, banyak pekerja pindah dari sektor pertanian ke manufaktur dan jasa yang lebih menghasilkan. Namun, sejak tahun 2000-an, tren pergerakan justru cenderung menurun menuju pekerjaan dalam sektor jasa yang kurang produktif.

Pemerintah di kawasan EAP diminta untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang berkualitas dan mendorong pengembangan keterampilan di kalangan anak muda. Tanpa intervensi yang tepat, banyak generasi muda berisiko tetap terjebak dalam lingkaran pengangguran atau terpaksa bekerja di sektor informal yang tidak menjamin masa depan yang baik.

Krisis pengangguran di kalangan pemuda, khususnya di Indonesia dan China, adalah panggilan mendesak untuk tindakan efektif dari pemerintah dan sektor swasta. Upaya bersama untuk meningkatkan akses pendidikan, pelatihan, dan lapangan kerja yang layak akan sangat penting untuk mengubah nasib generasi muda dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Source: finance.detik.com

Berita Terkait

Back to top button