Rosan Bakal Pangkas Birokrasi untuk Kejar Investasi Rp 13.000 Triliun

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan upaya pemerintah untuk menarik investasi sebesar Rp 13.000 triliun dalam kurun waktu 2025-2029. Langkah awal yang diambil adalah penyederhanaan birokrasi yang diharapkan dapat meningkatkan iklim dan minat investasi di Indonesia.

Rosan menyatakan pentingnya reformasi birokrasi untuk menciptakan suasana yang lebih baik bagi para investor. Dalam acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, ia menggarisbawahi bahwa kebijakan pro-investasi harus menjadi prioritas untuk memperbaiki iklim industri tanah air. "Kita mencoba memperbaiki iklim investasi kita, iklim industri kita. Jadi perlu membuat kebijakan yang sangat baik," tuturnya.

Pentingnya Penyederhanaan Regulasi

Salah satu fokus utama Rosan adalah menyederhanakan regulasi yang sering kali menjadi penghalang bagi investor. Ia mendorong pemerintah untuk mengurangi "red tape" atau tumpukan regulasi yang rumit, yang sering memberi kesan negatif kepada para investor. "Kita kurangin red tape, tumpukan-tumpukan dari kebijakan-kebijakan yang kadang-kadang memberikan gambaran yang tidak jelas," paparnya.

Kebijakan penyederhanaan ini diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan transparan. Rosan optimis bahwa dengan mengurangi hambatan birokrasi, kepercayaan investor akan meningkat dan proses investasi akan menjadi lebih cepat dan efisien. Ini sejalan dengan komitmennya untuk menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Target Investasi dan Meningkatkan Kualitas

Dalam usahanya menargetkan investasi sebesar Rp 13.000 triliun, pemerintah tidak hanya berfokus pada jumlah investasi yang masuk, tetapi juga pada kualitas investasi tersebut. Menurut Rosan, kualitas investasi sangat penting untuk memastikan bahwa dana yang masuk dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Penyederhanaan kebijakan juga diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mempercepat proses investasi. Kita ingin investasi yang berkualitas dan berdampak positif untuk perekonomian," katanya.

Dampak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Investasi yang lebih besar dan berkualitas tinggi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen per tahun dalam jangka waktu yang ditargetkan. Hal ini sangat penting untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan dan mendorong sektor-sektor industri lain yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Rosan juga menegaskan bahwa semua langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi investasi. "Kami berkomitmen untuk terus menyederhanakan regulasi dan mengurangi hambatan birokrasi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Kesimpulan Membangun Iklim Investasi yang Kondusif

Langkah-langkah yang diambil oleh Rosan Roeslani dan pemerintah bertujuan untuk tidak hanya mengejar angka investasi yang tinggi, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dengan penyederhanaan birokrasi dan regulasi yang lebih jelas, diharapkan akan ada peningkatan dalam kepercayaan investor serta percepatan proses investasi yang secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan serangkaian reformasi ini, Rosan berharap Indonesia bisa menjadi tujuan investasi yang lebih menarik di kawasan Asia Tenggara. Hal ini tentunya memberikan harapan baru bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Source: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button