PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) baru-baru ini mengumumkan bahwa SBI Holdings, konglomerat jasa keuangan asal Jepang, resmi menjadi salah satu pemegang saham strategis perseroan. Dengan demikian, SBI Holdings kini memegang lebih dari 5% saham Bank Amar, menjadikannya sebagai pemegang saham institusional terbesar ketiga setelah Tolaram Pte. Ltd dan PT Jagat Raya Imajinasi. Melalui pengumuman tersebut, Amar Bank menunjukkan komitmennya untuk menjalin kolaborasi yang lebih erat dengan perusahaan-perusahaan yang berada di bawah naungan pemegang saham baru ini.
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memanfaatkan ekosistem layanan keuangan yang solid dari SBI Holdings. Melalui sinergi ini, mereka berharap dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi segmen ritel dan UMKM di seluruh Indonesia. Vishal menambahkan bahwa kemitraan ini juga bertujuan untuk memperluas inklusi keuangan serta mendorong inovasi dalam layanan yang ditawarkan kepada nasabah.
Mengenai kehadiran SBI Holdings, MD Fintech & Infrastructure of Tolaram, Navin Nahata, mengungkapkan keyakinannya bahwa masuknya SBI Holdings memperkuat strategi dan misi Amar Bank untuk merevolusi layanan perbankan, khususnya bagi nasabah ritel dan UMKM. Menurutnya, langkah ini akan semakin mempercepat peta jalan Amar Bank, meningkatkan pengalaman nasabah, dan menciptakan dampak berkelanjutan bagi segmen-segmen yang belum terlayani secara optimal di Indonesia.
Data terbaru dari KSEI pada 7 Oktober 2025 mencatat empat pemegang saham utama di Bank Amar yang memegang lebih dari 5% saham. Tolaram Pte. Ltd. memegang porsi terbesar sebesar 75,25%, diikuti oleh Jagat Raya Imajinasi dengan 6,59%, Investree Singapore PTE. LTD dengan 5,63%, dan Bank of Singapore Limited dengan 5,91%. Dengan adanya pengaturan ini, struktur kepemilikan saham di Amar Bank semakin beragam dan kuat, yang tentunya dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ke depan.
Dalam hal performa keuangan, Amar Bank menunjukkan hasil yang memuaskan sepanjang paruh pertama 2025. Laba bersih bank ini tumbuh 20,6% secara tahunan, mencapai Rp117,99 miliar, naik dari Rp97,79 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba ini didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income) sebesar 18,3% year-on-year (yoy), dari Rp540,57 miliar menjadi Rp639,5 miliar.
Pendapatan bunga Amar Bank naik 19,01% yoy, mencapai Rp680,42 miliar dari Rp571,7 miliar, sementara beban bunga juga mengalami kenaikan sebesar 31,4% yoy. Di sisi lain, Amar Bank mengalami lonjakan kerugian akibat penurunan nilai aset keuangan yang meningkat sebesar 36,3% menjadi Rp463,96 miliar. Meskipun demikian, penyaluran kredit tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan total kredit mencapai Rp3,55 triliun, meningkat 26,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) juga mencolok, melonjak 99,1% yoy menjadi Rp1,77 triliun dari Rp886,9 miliar. Kenaikan DPK ini tidak terlepas dari pertumbuhan dana murah (CASA) yang meningkat 178,8% yoy menjadi Rp680,31 miliar dari Rp244,09 miliar. Total aset Bank Amar juga mencatat pertumbuhan yang positif, naik 27,4% yoy menjadi Rp5,58 triliun per akhir Juni 2025.
Dengan langkah strategis ini, Bank Amar berharap dapat terus meningkatkan daya saing dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam sektor UMKM yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi dengan SBI Holdings diharapkan akan memberikan dorongan tambahan bagi inovasi dan pengembangan layanan yang lebih baik bagi nasabah di seluruh Indonesia.
Source: finansial.bisnis.com





