Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan kebijakan tarif baru yang mencengangkan bagi produk-produk asal China, dengan besaran mencapai 100%. Kebijakan ini direncanakan akan mulai berlaku pada 1 November 2025 dan ditetapkan sebagai respons terhadap tindakan China yang memperketat kontrol ekspor mineral tanah jarang, sebuah komoditas penting yang sangat dibutuhkan oleh berbagai industri tinggi.
Sebagaimana dilaporkan oleh CNBC, pengumuman ini muncul setelah Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap perilaku China yang dinilai semakin agresif dalam perdagangan. Dalam cuitan di platform Truth Social, ia menyebutkan bahwa China telah mengirimkan surat dengan nada yang sangat konfrontatif, mengumumkan bahwa mereka akan menerapkan kontrol ekspor besar-besaran pada hampir setiap produk yang mereka produksi, termasuk beberapa produk yang tidak mereka buat.
Mineral tanah jarang sendiri merupakan komponen kunci dalam berbagai teknologi modern, termasuk otomotif, pertahanan, dan semikonduktor. Diketahui bahwa sekitar 70% dari pasokan mineral tanah jarang global berasal dari China, sehingga kontrol ekspor yang dilakukan dapat memberikan dampak besar terhadap industri luar negeri. Trump menyatakan, “Berdasarkan fakta bahwa China telah mengambil posisi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, Amerika Serikat akan mengenakan tarif 100% kepada China, di atas tarif apa pun yang saat ini mereka bayar.”
Tindakan ini bukanlah yang pertama kalinya, mengingat hampir semua produk impor dari China sudah menghadapi tarif tinggi. Saat ini, tarif efektif untuk impor dari China berkisar sekitar 40%, dengan tingkat bea masuk khusus yang bervariasi, seperti 50% untuk baja dan aluminium dan 7,5% untuk barang-barang konsumsi. Data dari Wells Fargo Economics dan analis di Federal Reserve Bank of New York menunjukkan bahwa tingkat tarif yang tinggi ini berkontribusi pada ketegangan yang kian meningkat antara kedua negara.
Sebelumnya, hubungan antara AS dan China telah mengalami pasang surut, terutama seiring dengan merebaknya pandemi COVID-19. Banyak pihak berpendapat bahwa isu kesehatan global ini semakin memperburuk ketegangan diplomatik, terutama terkait dengan asal-usul virus dan respons masing-masing negara dalam penanganan pandemik.
Melihat situasi terkini, kebijakan terbaru ini kemungkinan akan mengakibatkan dampak signifikan tidak hanya bagi China tetapi juga bagi ekonomi global. Sejumlah analis memperingatkan bahwa penerapan tarif baru ini dapat memicu reaksi balasan dari China, yang dapat memperburuk hubungan kedua negara yang sudah berada pada titik kritis.
Kemungkinan terjadinya perang dagang yang lebih luas tidak dapat diabaikan. Analis berpendapat bahwa langkah-langkah proteksionis seperti ini, di satu sisi, bertujuan untuk melindungi industri domestik Amerika, tetapi di sisi lain dapat mengakibatkan lonjakan harga bagi konsumen dan mengganggu rantai pasokan global.
Dalam konteks yang lebih luas, konflik ini mencerminkan persaingan geopolitik yang tajam antara AS dan China, di mana kedua negara berusaha untuk mendominasi berbagai sektor kunci di dunia. Kebijakan tarif yang diterapkan Trump adalah langkah strategis yang sangat mendebarkan, baik bagi pelaku industri maupun perekonomian global secara keseluruhan.
Dengan melihat langkah-langkah yang diambil oleh masing-masing negara, menjadi penting untuk terus memantau perkembangan di sektor perdagangan internasional. Apa pun yang terjadi, pelaku pasar dan konsumen global harus bersiap menghadapi dinamika yang terus berubah akibat keputusan politik dan ekonomi yang diambil oleh kedua raksasa ini.
Source: finance.detik.com





