Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya evaluasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dalam rapat terbatas kabinet yang berlangsung di kediaman pribadinya, Jakarta Selatan. Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur efektivitas dan dampak kebijakan DHE terhadap peningkatan cadangan devisa nasional. “Kita membahas sejauh mana efektivitas dan dampak dari pemberlakuan DHE,” terang Prasetyo.
Hasil sementara menunjukkan, meskipun pengusaha telah menyimpan hasil ekspornya di dalam negeri, hasil yang diperoleh dari kebijakan ini belum memuaskan, baik bagi pemerintah maupun pihak masyarakat. Prasetyo menambahkan, “Dari yang sudah diterapkan, hasilnya belum cukup menggembirakan. Ini menjadi fokus pembahasan kita terutama di bidang ekonomi.”
Presiden Prabowo memberikan penekanan pada perlunya kajian ulang untuk mengoptimalkan implementasi kebijakan DHE. “Masih ada beberapa aspek yang bisa diperbaiki agar devisa kita lebih optimal,” imbuh Prasetyo, menunjukkan bahwa ada ruang untuk peningkatan dalam kebijakan tersebut.
Kebijakan DHE: Latar Belakang dan Peraturan
Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 yang menggantikan ketentuan sebelumnya. Kebijakan ini mulai berlaku pada 1 Maret 2025 dan bertujuan untuk meningkatkan manajemen DHE dari Sumber Daya Alam (SDA).
Perubahan penting dalam peraturan baru mencakup peningkatan persentase penempatan DHE dan perpanjangan jangka waktu penempatan. Khusus untuk komoditas nonmigas, eksportir diwajibkan untuk menyimpan 100% DHE selama 12 bulan, sedangkan untuk migas tetap mengacu pada ketentuan sebelumnya dengan retensi 30% dalam waktu 3 bulan.
Penggunaan DHE selama masa retensi juga diperluas, sehingga eksportir dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan yang mendesak, seperti pembayaran kewajiban kepada pemerintah dan pembayaran impor barang. Ini menunjukkan komitmen untuk mendorong aliran devisa ke dalam sistem keuangan Indonesia.
Dampak Awal Kebijakan
Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, kebijakan baru yang diterapkan pada DHE berhasil menarik aliran dana signifikan. Dalam dua bulan pertama pelaksanaan aturan tersebut, DHE yang masuk ke rekening khusus berjumlah US$ 22,9 miliar, yang setara dengan Rp 372,60 triliun. Perry menyebutkan, data ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan sebelum adanya kebijakan baru tersebut.
“Data pemantauan kami menunjukkan bahwa DHE SDA yang masuk meningkat setelah penerapan PP yang baru. Ini adalah sinyal positif bagi perekonomian kita,” paparnya dalam konferensi pers virtual.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun terdapat peningkatan dalam aliran DHE, Prabowo dan jajarannya merasa perlu untuk melakukan evaluasi mendalam. Ini menunjukkan kesadaran pemerintah terhadap tantangan yang mungkin dihadapi di lapangan dan keinginan untuk memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar membawa manfaat maksimal bagi perekonomian Indonesia.
Dengan adanya evaluasi ini, diharapkan ada langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk memperbaiki dan mengoptimalkan kebijakan DHE. Jika tidak, kebijakan yang baik sekalipun bisa menjadi kurang efektif jika tidak diawasi dan dianalisis secara rutin.
Hasil dari rapat ini akan menjadi bagian penting dalam upaya pemerintah untuk memperkuat kedaulatan ekonomi, dengan memastikan bahwa devisa hasil ekspor tidak hanya menjadi sumber kekuatan dalam konteks ekonomi, tetapi juga membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Source: finance.detik.com





