Menanggapi Usulan Luhut, Purbaya: Family Office Tak Layak Dibiayai APBN

Proyek family office yang diusulkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), mengalami penolakan untuk dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Terlepas dari tantangan ini, semakin banyak perhatian tertuju pada konsep family office yang berfungsi sebagai firma manajemen kekayaan untuk individu atau keluarga dengan aset sangat tinggi. Rencana ini sudah mulai dipikirkan sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo dan diharapkan dapat menarik investasi asing ke Indonesia.

Apa Itu Family Office?

Family office berperan sebagai penasihat manajemen kekayaan, menciptakan sebuah platform bagi individu dengan kekayaan yang besar untuk mengelola dan menginvestasikan aset mereka secara efisien. Dengan adanya keluarga kaya yang berinvestasi di negara ini, diharapkan aliran dana dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Namun, proyek ini perlu dikelola secara cermat agar tidak menimbulkan masalah pada keuangan publik.

Rencana Pengembangan di Bali

DEN berencana mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diintegrasikan dengan family office di Bali. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan fasilitas yang menarik bagi investasi asing, berfungsi sebagai gerbang untuk dana dari luar negeri. Luhut ingin menjadikan Bali sebagai pusat keuangan yang akan memfasilitasi berbagai investasi di sektor riil.

Rencana ini sempat dijadwalkan mulai beroperasi pada Februari 2025, tetapi hingga kini masih dalam proses persiapan. Luhut optimis bahwa meskipun ada penolakan dari Kementerian Keuangan, proyek family office tetap akan berlanjut dengan dukungan penuh pemerintah.

Tanggapan Purbaya Yudhi Sadewa

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa ia tidak akan mengalihkan penggunaan APBN untuk proyek ini. Dalam pernyataannya, Purbaya menjelaskan, "Saya sudah mendengar isu ini lama, tetapi biar saja. Kalau DEN bisa bangun sendiri, ya bangun saja sendiri." Menurutnya, dana yang ada di APBN harus digunakan untuk program yang lebih mendesak dan tepat sasaran.

Purbaya juga mengungkapkan ketidaktahuannya terkait detail konsep family office dan tidak terlibat langsung dalam proyek tersebut. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian dan kurangnya kesepakatan dalam rencana yang diusulkan.

Mendorong Investasi Asing

Luhut dalam beberapa kesempatan telah menegaskan bahwa keberhasilan family office sangat penting untuk mengharapkan investasi asing lebih banyak masuk ke Indonesia. Ia bahkan telah berkomunikasi dengan investor global ternama, seperti Ray Dalio dari Bridgewater Associates, dalam upaya mendapatkan panduan dan masukan mengenai proyek ini.

Pengembangan family office bertujuan untuk merencanakan strategi yang dapat meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia dibandingkan negara-negara tetangga. Menurut Luhut, investasi asing yang kurang agresif di Indonesia dibandingkan dengan negara lain menjadi perhatian utama.

Kesimpulan dan Harapan Ke Depan

Sementara proses pembentukan family office sedang berjalan, tantangan dari Kementerian Keuangan menunjukkan kompleksitas dalam pengelolaan proyek semacam ini. The idea of creating a wealth management firm that appeals to ultra-high-net-worth individuals is promising, but governmental support and funding are crucial to its success.

Implementasi yang lebih baik dan persetujuan dari kementerian terkait bisa menjadi kunci dalam merealisasikan rencana ini. Dan seiring dengan perkembangan yang ada, masyarakat dan investor akan terus memantau bagaimana keputusan ini berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.

Source: finance.detik.com

Berita Terkait

Back to top button