Harga Minyak Dunia Diprediksi Turun 3% dalam Sepekan: Analisis Terbaru

Harga minyak dunia menunjukkan tren penurunan yang signifikan pada perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025. Diperkirakan, dalam sepekan mendatang, harga minyak akan menukik sekitar 3 persen. Penurunan ini langsung terhubung dengan laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang menyatakan adanya kelebihan pasokan global, ditambah dengan adanya kabar mengenai rencana pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendiskusikan situasi di Ukraina.

Harga minyak mentah Brent tercatat pada US$ 60,62 per barel, mengalami penurunan sebesar 0,7 persen, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) lebih parah, terjun 0,8 persen ke level US$ 57,02 per barel. Analis pasar mengungkapkan bahwa pertemuan Trump dan Putin yang dijadwalkan berlangsung dalam dua minggu mendatang di Budapest bisa menjadi titik balik dalam masalah geopolitik yang berdampak pada pasar minyak.

“Apabila pertemuan ini menandakan pelonggaran sikap AS terhadap Rusia, maka harga minyak bisa turun lebih lanjut,” ujar Tamas Varga, analis dari PVM. Menurutnya, meskipun sebelumnya serangan drone Ukraina ke kilang Rusia dan ancaman sanksi terhadap negara yang membeli minyak Rusia sempat menahan penurunan harga, situasi saat ini menunjukkan bahwa kondisi tersebut bisa berubah.

Ketegangan antara AS dan Tiongkok juga turut menambah tekanan pada harga minyak. Ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan oleh ketegangan dagang ini menciptakan kekhawatiran terkait perlambatan permintaan energi di pasar global. Laporan terbaru dari IEA mengindikasikan bahwa kelebihan pasokan minyak akan tetap ada hingga 2026, sebuah sinyal yang memperburuk prospek harga minyak ke depan.

Menambah daftar masalah, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) melaporkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 3,5 juta barel, yang membawa total stok menjadi 423,8 juta barel. Angka ini jauh melampaui prediksi para analis yang hanya memperkirakan peningkatan sebesar 288.000 barel. Peningkatan stok ini menunjukkan bahwa pasokan minyak yang melampaui permintaan dapat terus berlanjut, mendorong harga untuk turun lebih jauh dalam waktu dekat.

Membahas lebih dalam tentang dampak dari situasi geopolitik, sentimen pasar minyak saat ini sangat dipengaruhi oleh adaptasi para pelaku pasar terhadap perkembangan terbaru. Jika situasi di Ukraina dan langkah-langkah AS dalam mengatur hubungan dengan Rusia menunjukkan perbaikan, hal ini bisa menjadi kabar baik bagi pemulihan harga minyak. Namun, para analis meyakini bahwa fokus utama pasar saat ini masih berputar pada kekhawatiran akan surplus pasokan yang ada.

Dalam hal ini, pasar minyak tidak hanya perlu menghadapi faktor internal, tetapi juga tekanan eksternal dari fluktuasi ekonomi global. Para investor diharapkan untuk mengamati dengan seksama setiap perkembangan baru, baik di bidang politik maupun ekonomi, yang dapat mempengaruhi dinamika harga minyak dunia.

Kondisi ini memberikan pelajaran berharga tentang ketidakpastian dalam industri energi, di mana faktor-faktor luar dapat mempengaruhi harga secara signifikan. Investor disarankan untuk tetap waspada dan melakukan analisis mendalam terhadap berita terkini yang muncul di panggung internasional.

Dengan perkembangan yang terus berubah, para pelaku pasar harus selalu siap mengadaptasi strategi investasi mereka, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, mempertimbangkan setiap potensi risiko dan peluang yang ada di pasar minyak.

Source: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button