Kabar terbaru dari pasar modal Indonesia mengukuhkan nama Andry Hakim sebagai pemegang saham signifikan di PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE). Andry Hakim baru saja memborong saham CBRE senilai sekitar Rp200 miliar, sebuah aksi yang memicu perhatian besar dari para pelaku pasar. Tindakan ini mengundang banyak pertanyaan mengenai siapa pemilik saham CBRE saat ini dan bagaimana struktur kepemilikannya setelah transaksi besar tersebut.
CBRE adalah perusahaan yang bergerak di sektor jasa penunjang energi dan perkapalan, termasuk logistik kapal dan offshore. Dalam beberapa bulan terakhir, saham CBRE mengalami lonjakan harga yang sangat signifikan, dengan kenaikan mencapai lebih dari 7.000 persen dalam periode year-to-date. Namun, setelah kenaikan drastis tersebut, saham CBRE juga mengalami koreksi yang tajam, bahkan sempat menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB).
ARB adalah mekanisme yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membatasi penurunan harga saham agar tidak jatuh terlalu tajam dalam waktu singkat. Batas ARB untuk saham yang diperdagangkan di atas Rp5.000 biasanya mencapai 7 persen per hari, yang menunjukkan betapa volatilnya harga saham CBRE selama periode tersebut.
Struktur kepemilikan saham CBRE sebelum terbentuknya pemegang saham baru ini didominasi oleh sejumlah entitas besar. Berdasarkan laporan keterbukaan informasi yang ada, PT Omudas Investment Holdco menjadi pemegang saham terbesar dengan sekitar 61,13 persen, diikuti oleh PT Republik Capital Indonesia dengan 11,30 persen, dan Bes Trust Pte Ltd yang menguasai 7,54 persen. Ketiga entitas ini sebelumnya merupakan pengendali utama arus korporasi CBRE.
Setelah transaksi besar yang dilakukan Andry Hakim, ia kini memegang sekitar 5 persen dari total saham CBRE, setara dengan 226,9 juta lembar saham. Pembelian ini terdiri dari tambahan sekitar 109,9 juta saham pada awal Oktober 2025, yang menambah kepemilikan sebelumnya sebanyak 117 juta saham. Dengan harga rata-rata sekitar Rp750 per saham, total nilai pembelian tambahan ini mengindikasikan lebih dari Rp80 miliar. Namun, setelah memperhitungkan beberapa transaksi lain yang kerap dilakukan bersamaan, total akumulasi yang terkait dengan namanya diperkirakan bisa mencapai nilai sekitar Rp200 miliar.
Langkah Andry Hakim ini tentunya menarik perhatian banyak pihak, mengingat besaran investasi yang dikeluarkan dan lonjakan harga saham yang ekstrem. Berinvestasi dalam jumlah yang besar pada saat pasar menunjukkan volatilitas tinggi membawa risiko tersendiri, namun juga dapat memberikan potensi keuntungan yang signifikan di masa depan. Dalam konteks ini, banyak investor akan mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil Andry Hakim dan dampaknya terhadap nilai saham CBRE.
Seiring meningkatnya minat investor terhadap CBRE, aksinya dapat menjadi penanda utama bagi peluang investasi di sektor perkapalan dan energi yang memerlukan perhatian lebih. Pasar modal Indonesia selalu dinamis, dan kehadiran investor besar seperti Andry Hakim bisa mempengaruhi arah strategi perusahaan ke depan, terutama terkait pengembangan dan ekspansi usaha CBRE.
Dalam hal kepemilikan saham, penting untuk terus memantau pergerakan dan strategi dari para pemegang saham besar tersebut. Dengan semakin banyak masuknya investor ke dalam perusahaan, sektor perkapalan dan energi diharapkan bisa berkembang lebih baik dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Melihat situasi di pasar modal saat ini, para investor disarankan untuk tetap waspada dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Informasi mengenai struktur kepemilikan, pergerakan harga saham, dan perkembangan terbaru dari perusahaan akan selalu menjadi indikator penting bagi keputusan yang akan diambil.
Source: www.inews.id





