Inflasi Indonesia telah mencapai angka 2,65% secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 2,5%. Kenaikan ini diakui pemerintah, namun dinilai masih dalam batas yang wajar. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan bahwa kelebihan inflasi ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen. "Kita harus memastikan bahwa petani, nelayan, dan pabrik mendapat keuntungan tanpa membebani masyarakat," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian.
Penyebab Utama Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi dipicu oleh meningkatnya harga komoditas tertentu, terutama cabai merah dan daging ayam ras, yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,13%. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyebutkan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau berkontribusi sebesar 0,11% terhadap inflasi. Meningkatnya permintaan dan cuaca buruk sering kali menjadi faktor penyebab fluktuasi harga komoditas ini.
Statistik Inflasi Secara Bulanan
Selain inflasi tahunan, BPS juga melaporkan inflasi bulanan yang tercatat sebesar 0,21% dari Agustus ke September 2025. Tito Karnavian menyatakan bahwa angka ini masih berada dalam batas toleransi dan bisa diterima. "Angka 0,21% itu bisa ditolerir," tegasnya, menegaskan bahwa situasi inflasi saat ini tidak sampai menciptakan keresahan di masyarakat.
Kebijakan Penanganan Inflasi
Untuk menanggulangi inflasi, sejumlah daerah, termasuk Sumatera Utara, telah melaksanakan pasar murah. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan bahan pangan dengan harga yang lebih terjangkau. Gubernur Bobby Nasution telah mendorong pelaksanaan pasar murah untuk mengurangi dampak inflasi terhadap masyarakat. Aktivis pun mengapresiasi langkah ini sebagai langkah tepat dalam menangani masalah kenaikan harga.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga
Harga cabai dan daging ayam ras sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, fluktuasi cuaca yang menyebabkan gagal panen. Kedua, masalah distribusi yang yang dapat mengganggu pasokan ke pasar. Ketiga, biaya produksi yang meningkat, mulai dari pakan hingga transportasi. Semua faktor tersebut saling berkaitan dan dapat mempengaruhi harga barang di pasar.
Dampak Inflasi Terhadap Masyarakat
Kenaikan harga bahan pangan seperti cabai dan daging ayam ras berimbas langsung pada daya beli masyarakat. Inflasi yang dikhawatirkan dapat meningkatkan kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi. Para ekonom khawatir, jika inflasi terus meningkat, masyarakat dengan pendapatan rendah akan semakin terpuruk. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjalankan kebijakan strategis untuk meredam inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Data Terkait Inflasi
Berikut adalah beberapa data penting yang berkaitan dengan inflasi saat ini:
- Inflasi Tahunan: 2,65%
- Target Inflasi: 2,5%
- Andil Inflasi:
- Cabai Merah: 0,13%
- Daging Ayam Ras: 0,13%
- Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau: 0,11%
- Inflasi Bulanan: 0,21%
Kesimpulan Sementara
Meski inflasi Indonesia saat ini sedikit lebih tinggi dari target, angka 2,65% masih dianggap terkendali. Pemerintah dan BPS akan terus memantau kondisi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi tidak mengganggu kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penanganan yang tepat terhadap komoditas yang sering menyebabkan inflasi, seperti cabai merah dan daging ayam ras, diharapkan dapat menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat di seluruh penjuru tanah air.
Source: www.beritasatu.com





