Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa program Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras (SPHP) akan terus dioptimalkan untuk memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat luas. Ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat operasi pasar dan menjamin kestabilan harga beras. Menurut Amran, alokasi beras untuk program ini masih mencakup lebih dari satu juta ton hingga Januari-Februari 2026, sehingga kontinuitas operasi pasar dapat diharapkan.
Per 19 Oktober, realisasi penjualan beras SPHP menunjukkan progres yang signifikan. Dari target tahunan sebesar 1,5 juta ton, hampir 500 ribu ton telah terdistribusi kepada masyarakat. Beras SPHP dijual di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium, menjadikannya lebih terjangkau bagi konsumen. Masyarakat kini dapat menemukan beras ini dengan mudah di pasar tradisional maupun ritel modern, dengan total penjualan di pasar tradisional mencapai 51,8 ribu ton dan di ritel modern 17,3 ribu ton.
Program ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara produsen dan konsumen. Dalam hal ini, HET dan Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen merupakan langkah strategis untuk melindungi kesejahteraan petani dan mendukung konsumen. Ditegaskan oleh Amran, harga yang ditetapkan tidak hanya bertujuan untuk menjaga pasokan, tetapi juga untuk memastikan keuntungan bagi petani, sembari menahan harga agar tetap bersahabat bagi konsumen.
Gerakan Pangan Murah
Selain beras SPHP, pemerintah juga menjalankan program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah dilaksanakan 10.212 kali di 37 provinsi dan 375 kabupaten/kota dari mulai Januari hingga 17 Oktober 2025. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. GPM berperan penting dalam menjaga inflasi pangan, yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini berada di angka 3,32 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah pelaksanaan GPM dan SPHP berkontribusi terhadap pengendalian inflasi, terutama untuk komponen harga bergejolak. Inflasi pangan yang terjaga selama ini menunjukkan hasil dari pengelolaan yang baik dan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan upaya ini hingga akhir tahun, dengan harapan dapat mengurangi beban masyarakat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Perhatian pemerintah terhadap ketersediaan pangan tidak hanya terbatas pada beras. Amran juga mengungkapkan rencana untuk menjamin pasokan komoditas lainnya seperti ayam, telur, bawang merah, serta kedelai di masa mendatang. Pendekatan ini memberikan harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau dan stabil.
Secara keseluruhan, langkah-langkah pemerintah dalam menjalankan program SPHP dan GPM ini merupakan strategi untuk mendorong ketahanan pangan nasional. Ke depan, diharapkan kementerian terkait dapat terus berinovasi dalam pengelolaan sumbersumber pangan demi kesejahteraan masyarakat. Peningkatan aksesibilitas terhadap beras SPHP dan program pangan lainnya diharapkan dapat membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi di masa yang akan datang.
Source: mediaindonesia.com





