Produksi Beras 2025 Target 34 Juta Ton, Mentan Amran Tekankan Swasembada

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan bahwa Indonesia diperkirakan akan mencapai swasembada beras pada akhir tahun 2025, dengan total produksi beras yang diperkirakan mencapai 34 juta ton. Pernyataan ini disampaikan di tengah upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan, terutama beras, yang merupakan komoditas utama bagi masyarakat Indonesia.

Amran menjelaskan bahwa data terbaru menunjukkan, hingga saat ini, produksi beras Indonesia telah mencapai 33,19 juta ton. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana produksi beras pada 2024 tercatat hanya 30,37 juta ton. “Diperkirakan akhir tahun produksi (beras) sesuai BPS 34,3 juta ton, naik 4 juta ton dalam satu tahun. Ini adalah lompatan tertinggi sepanjang sejarah,” ujar Amran dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kementerian Pertanian, Rabu (22/10).

Peningkatan produksi beras ini ditunjang oleh kebijakan pemerintah yang pro-petani, termasuk peningkatan harga pembelian gabah dari Rp5.000 menjadi Rp6.500 per kilogram. Amran menegaskan bahwa instruksi langsung dari Presiden telah memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani. “Nilai Tukar Petani (NTP) saat ini mencatatkan nilai tertinggi sepanjang sejarah di angka 124,36 poin,” katanya. Ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diterapkan tidak hanya mendorong produksi, tetapi juga meningkatkan daya beli petani.

Kesuksesan ini juga diharapkan memberi dampak positif terhadap ketahanan pangan nasional. Dalam tahun-tahun sebelumnya, Indonesia sering kali menghadapi tantangan terkait produksi beras, dan upaya untuk mencapai swasembada menjadi salah satu target utama kementerian. Stabilisasi harga beras dan peningkatan kualitas produksi diharapkan bisa tercapai bersamaan dengan pencapaian target volume tersebut.

Tentu saja, pencapaian swasembada beras bukan tanpa tantangan. Situasi cuaca, perubahan iklim, dan serangan hama adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil panen. Namun, pemerintah berupaya untuk memitigasi risiko ini dengan berbagai program yang menunjang peningkatan produktivitas. Beberapa di antaranya adalah penyediaan benih unggul, penyuluhan kepada petani mengenai teknik bercocok tanam yang efektif, serta perbaikan irigasi.

Amran juga menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam mencapai target ini. Sinergi antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan lain diperlukan agar target produksi beras bisa terwujud. “Kita semua harus bekerja sama agar Indonesia bisa mandiri dalam kebutuhan beras,” ujarnya.

Dalam beberapa kali kesempatan, Amran menekankan bahwa keberhasilan dalam mencapai swasembada beras juga berimplikasi luas terhadap ekonomi nasional. Dengan ketersediaan pangan yang cukup, diharapkan angka inflasi bisa terkendali, dan masyarakat bisa mendapatkan akses pangan yang lebih baik di seluruh penjuru Indonesia.

Dari sisi keberlanjutan, pemerintah juga berkomitmen untuk mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan. Beberapa inisiatif telah diluncurkan untuk mengurangi penggunaan pestisida dan meningkatkan keberlanjutan ekosistem pertanian. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan hasil produksi, tetapi juga untuk menjaga kesehatan lingkungan dan kesejahteraan petani di masa depan.

Dalam konteks ini, capaian produksi beras 34 juta ton diharapkan bukan hanya angka statistik, tetapi sebuah langkah konkret dalam mewujudkan kemandirian pangan yang berkelanjutan bagi negara. Dengan niatan dan kerja keras serta dukungan dari semua pihak, swasembada beras bukanlah sebuah impian yang mustahil untuk dicapai.

Source: mediaindonesia.com

Berita Terkait

Back to top button