Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Gelar Pertemuan Tertutup, Semangat Bangun Kilang!

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, melakukan pertemuan tertutup pada Kamis (23/10/2025). Pertemuan ini menjadi penting karena menjadi forum bagi Pertamina untuk melaporkan kondisi perusahaan serta merespons kritik yang datang dari DPR. Dalam beberapa bulan terakhir, perhatian besar tertuju pada pembangunan kilang baru yang dianggap minim kemajuan.

Purbaya menjelaskan bahwa pertemuan tersebut kemungkinan akan membahas perkembangan terkini mengenai proyek kilang minyak. Isu ini bukan tanpa alasan, sebab DPR telah menyampaikan kritik tajam terkait lambatnya kemajuan pembangunan proyek tersebut. Purbaya memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif Pertamina untuk membangun kilang baru. “Saya pikir semakin mereka semangat (membangun kilang), semakin bagus,” ungkapnya kepada para wartawan di Kantor Kemenkeu.

Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI yang berlangsung pada 30 September, Purbaya menegaskan bahwa hambatan dalam pembangunan kilang bukanlah disebabkan oleh ketiadaan proyek. Ia menilai faktor utama adalah sikap dari pihak BUMN. “Kilang itu, bukan kita gak bisa bikin atau gak bisa bikin proyeknya. Cuman Pertaminanya males-malesan aja,” tegasnya. Pernyataan ini memperlihatkan kekecewaan Purbaya terhadap kinerja Pertamina dalam merealisasikan proyek yang sebelumnya telah dijanjikan.

Dalam konteks hambatan dari Pertamina, Purbaya mengungkapkan bahwa terdapat tawaran kerja sama dari investor asal Tiongkok untuk membangun kilang minyak dengan mekanisme Build Operate Transfer (BOT). Ini berarti, setelah 30 tahun, aset kilang akan menjadi milik Indonesia tanpa biaya. Meskipun tawaran itu sangat menguntungkan, Pertamina menolak untuk menerimanya. “Pertamina keberatan dengan usulan tersebut. Karena kami sudah over capacity. Waktu itu saya kaget over capacity apa?” ujarnya.

Kekecewaan Purbaya semakin mendalam jika melihat kenyataan saat ini. Sampai saat ini, belum ada satu pun pembangunan kilang baru yang terealisasi, meskipun Pertamina seringkali menjanjikan proyek tersebut. Ia bahkan mencatat, “Kami (Pertamina) sudah berencana bangun kilang baru, satu pun gak jadi kan.” Purbaya mencatat insiden kebakaran beberapa fasilitas terkait dengan kegagalan pembangunan yang telah direncanakan.

Purbaya menekankan pentingnya pengawasan yang ketat terhadap kinerja Pertamina. Ia berharap DPR dapat lebih aktif dalam mengawasi proyek-proyek yang dijanjikan oleh BUMN energi tersebut. Kerja sama sinergis antara pemerintah dan parlemen juga sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menekan subsidi energi dan memastikan agar subsidi yang ada menjadi lebih efisien serta tepat sasaran.

Melihat isu ini dari perspektif yang lebih luas, tantangan yang dihadapi Pertamina dalam pembangunan kilang baru mencerminkan kebutuhan akan komitmen yang lebih kuat dari pihak manajemen. Ketua DPR dan Komisi V juga mengharapkan agar proyek tersebut dapat segera direalisasikan demi kepentingan nasional serta untuk memperkuat perekonomian.

Dengan memanfaatkan diskusi dan masukan konstruktif dari berbagai pihak terkait, diharapkan Pertamina dapat segera mengatasi kendala yang ada dan mempercepat proses pembangunan kilang baru. Pembangunan kilang tidak hanya penting untuk kemandirian energi nasional tetapi juga untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia di level global.

Source: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button