PT Cicil Solusi Mitra Teknologi, platform pinjaman daring yang berfokus pada pendanaan produktif, menunjukan strategi cermat dalam mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan misi memperkuat inklusi keuangan, Cicil berkomitmen untuk menyediakan akses pembiayaan yang legal dan berkelanjutan, sehingga pelaku UMKM dapat tumbuh dan berkembang sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.
Ivan Joshua Tandika, Direktur Cicil, menyatakan bahwa inklusi keuangan lebih dari sekadar akses, melainkan solusi nyata bagi pengusaha. “Melalui momentum Bulan Inklusi Keuangan, kami ingin memperluas edukasi tentang pentingnya akses pendanaan yang legal dan inklusif,” ujarnya. Kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kesadaran, tetapi juga untuk membekali pelaku usaha dengan pengetahuan yang diperlukan agar usaha mereka lebih tangguh.
Cicil aktif berpartisipasi dalam Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 pada tanggal 23–26 Oktober 2025 di Surabaya. Acara tersebut melibatkan berbagai pelaku industri keuangan, regulator, dan masyarakat. Di sini, Cicil memberikan edukasi tentang literasi keuangan dan pengelolaan modal usaha. Ini menjadi momen penting dalam memperkenalkan berbagai produk pembiayaan yang dirancang untuk memfasilitasi pertumbuhan UMKM.
Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), yang memungkinkan individu dan institusi untuk berpartisipasi dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Ivan menyatakan, “Pertumbuhan UMKM akan lebih cepat dengan dukungan dari para pemberi dana. Setiap partisipasi mereka berkontribusi pada pengembangan ekonomi lebih luas.”
Program Clash of Cuan ditambahkan sebagai inisiatif baru dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan. Program ini diharapkan mampu menarik lebih banyak pemberi dana untuk berkontribusi, mendorong penciptaan ekosistem pendanaan yang lebih inklusif dan produktif. Dengan keanggotaan pemberi dana mencapai 944, Cicil terus berupaya memperluas jangkauan dan dampaknya.
Sejak berdiri pada tahun 2016, Cicil fokus memberikan akses pendanaan untuk kebutuhan pendidikan. Namun, seiring bertumbuhnya kebutuhan industri, pada 2023, Cicil bertransformasi ke dalam pendanaan produktif seperti Pembiayaan Rantai Pasok dan Pembiayaan Ekosistem. Hingga Agustus 2025, Cicil berhasil menyalurkan pinjaman total Rp 2,68 triliun dengan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) mencapai 97,18%.
Cicil bukan hanya berfungsi sebagai penyedia dana, tetapi juga sebagai relasi strategis bagi para pelaku UMKM. Edukasi tentang pengelolaan modal dan penggunaan teknologi finansial menjadi bagian integral dari strategi mereka. Dengan pendekatan ini, Cicil berharap para pelaku usaha bisa lebih mandiri dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit.
Kolaborasi antara Cicil dan para pemberi dana dianggap sebagai jembatan untuk menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Ivan menambahkan, “Bersama para pemberi dana, Cicil ingin terus berusaha untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi Indonesia.”
Secara keseluruhan, strategi Cicil dalam memberikan perhatian khusus pada segmen UMKM menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan inklusi keuangan. Dengan berbagai inisiatif dan program yang ditawarkan, harapan untuk memajukan UMKM dan ekonomi nasional di masa depan tampak semakin cerah. Melalui pendekatan yang cermat dan berbasis data, Cicil mengejar tujuan ambisius menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Source: finansial.bisnis.com





