PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), produsen terkenal mi instan Indomie, berhasil mencatatkan penjualan neto konsolidasi sebesar Rp90,98 triliun dalam periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025. Angka ini menunjukkan kenaikan 5% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp86,94 triliun. Kinerja keuangan yang solid ini tetap dipertahankan meski terdapat tantangan besar, termasuk pelemahan nilai tukar Rupiah.
Laba usaha Indofood juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, naik sebesar 12% menjadi Rp18,10 triliun, dibandingkan Rp16,09 triliun pada tahun sebelumnya. Margin laba usaha meningkat dari 18,5% menjadi 19,9%, menunjukkan bahwa efektivitas operasional perusahaan dalam menghasilkan keuntungan juga semakin membaik.
Namun, tidak seluruh laporan keuangan menunjukan hasil positif. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan sebesar 10%, dari Rp8,76 triliun menjadi Rp7,88 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kerugian selisih kurs yang belum terealisasi akibat depresiasi Rupiah, yang memengaruhi kegiatan pendanaan perusahaan.
Untuk menilai kinerja operasional yang sebenarnya, Indofood memaparkan Core Profit yang naik tipis 1% menjadi Rp8,42 triliun dari Rp8,30 triliun. Hal ini menegaskan bahwa aktivitas inti perusahaan di sektor makanan tetap positif, meskipun ada dampak eksternal yang memengaruhi laba bersih.
Direktur Utama dan CEO Indofood, Anthoni Salim, menekankan pentingnya model bisnis terintegrasi secara vertikal yang diterapkan perusahaan. Ia mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan yang dicapai meski kondisi global tidak menentu. “Kami akan tetap fokus dalam menghasilkan pertumbuhan secara organik, serta menjaga keseimbangan pangsa pasar dengan profitabilitas dan neraca yang sehat,” jelas Salim dalam siaran pers yang dirilis pada 31 Oktober 2025.
Kenaikan penjualan ini juga didorong oleh permintaan yang terus meningkat untuk produk-produk Indofood, yang mencakup berbagai macam mie instan, biskuit, dan produk konsumen lainnya. Sekaligus, perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi dan memenuhi kebutuhan konsumen di tengah perubahan perilaku pasar.
Sementara itu, tantangan makroekonomi global terus menghantui, seperti inflasi dan fluktuasi nilai tukar yang dapat mempengaruhi biaya produksi. Namun, Indofood tampaknya mampu menghadapinya dengan strategi yang kuat dan adaptif. Investasi dalam teknologi dan efisiensi operasional menjadi fokus utama agar tetap kompetitif di pasar.
Dalam konteks yang lebih luas, kinerja Indofood juga mencerminkan tren positif industri makanan di Indonesia. Permintaan untuk produk makanan mampu bertahan bahkan di tengah tantangan ekonomi, berkat pertumbuhan populasi dan peningkatan daya beli.
Indofood, yang telah menjadi salah satu merek ikonik di Indonesia, terus berupaya memperkuat posisinya baik di pasar domestik maupun internasional. Dengan melakukan ekspansi produk dan penyesuaian strategi pemasaran, perusahaan berharap dapat lebih mendekatkan diri kepada konsumen.
Ke depannya, perusahaan akan terus memantau perubahan di pasar dan menyesuaikan strategi agar tetap relevan dan kompetitif. Dengan komitmen terhadap kualitas dan keberlanjutan, Indofood berharap untuk terus menjadi pilihan utama bagi konsumen di Indonesia dan pasar global.
Dengan hasil yang robust ini, Indofood menunjukkan bahwa meskipun tantangan eksternal dapat mempengaruhi beberapa aspek keuangan, perusahaan ini tetap mampu menunjukkan pertumbuhan dan ketahanan dalam bisnis intinya.
Source: www.suara.com





