Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengeluarkan data terbaru mengenai kondisi ketenagakerjaan di Indonesia. Pada Agustus 2025, jumlah penduduk usia kerja mencapai 218,17 juta orang. Ini menunjukkan adanya peningkatan sekitar 2,80 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total tersebut, sebanyak 154 juta orang tergolong sebagai angkatan kerja.
Dari angkatan kerja tersebut, tercatat ada 146,54 juta orang yang bekerja dan 7,46 juta orang yang masih menganggur. Menariknya, dibandingkan dengan angka tahun sebelumnya, jumlah pekerja mengalami kenaikan sebesar 1,90 juta orang. Sementara itu, jumlah pengangguran justru berkurang sedikit, yakni sekitar empat ribu orang.
Pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam penerimaan tenaga kerja. Ketika melihat distribusi pekerja berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pola pendidikan yang sama tetap terlihat seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Data BPS menunjukkan bahwa proporsi pekerja dengan pendidikan SD dan di bawahnya masih mendominasi, mencapai 34,75%.
Berikut adalah rincian lebih lanjut mengenai pendidikan pekerja:
- Sekolah Dasar (SD) ke bawah: 34,75%
- Sekolah Menengah Pertama (SMP): 17,11%
- Sekolah Menengah Atas (SMA): 21,19%
- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): 13,89%
- Diploma I, II, III: 2,22%
- Diploma IV, S1, S2, S3: 10,84%
Pendidikan tetap menjadi indikator kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Kualitas pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi kapasitas pekerja, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan keterampilan khusus. Di sisi lain, meskipun ada peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi di berbagai bidang, masih banyak sektor yang terisi oleh tenaga kerja yang memiliki latar belakang pendidikan rendah.
Data juga menunjukkan tren pertumbuhan tenaga kerja terdidik, namun angkanya masih jauh dari memadai. Pekerja berpendidikan tinggi, seperti mereka yang memiliki gelar S1, S2, atau S3, menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa program pendidikan tinggi mulai memberikan dampak positif dalam menambah tenaga kerja terdidik ke pasar.
Keberadaan lulusan yang mendominasi pasar kerja dengan pendidikan rendah menunjukkan tantangan besar bagi perekonomian Indonesia. Sektor-sektor yang lebih kompleks dan memerlukan keterampilan berteknologi tinggi masih menemui kendala dalam mencari tenaga kerja yang sesuai. Untuk itu, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam menciptakan program pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan pekerja.
Dalam pandangan yang lebih luas, penting bagi pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Selain itu, pembukaan lapangan kerja di sektor yang lebih sesuai dengan kecakapan masyarakat adalah langkah krusial untuk memperbaiki kondisi ketenagakerjaan.
Dengan peningkatan pekerja terdidik dan pelatihan yang tepat, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan potensi angkatan kerjanya dengan lebih baik. Ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Dengan data dan analisis tersebut, situasi ketenagakerjaan di Indonesia menunjukkan tantangan sekaligus peluang. Pekerja dengan tingkat pendidikan yang beragam menjadi bagian penting dalam mempertahankan daya saing negara di tingkat global. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan tenaga kerja harus terus digalakkan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Baca selengkapnya di: finance.detik.com




