Wamendagri: RDTR Penting dalam Membangun Kota Berkarakter yang Berkelanjutan

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menegaskan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai elemen penting dalam membangun kota yang memiliki karakter dan berkelanjutan. Dalam penjelasannya, RDTR berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur zonasi lokasi pembangunan.

Menurut Bima Arya, RDTR diharapkan dapat mentransformasi kota dari sekadar objek yang monoton menjadi ruang kota yang memenuhi harapan masyarakat. Ia menjelaskan, kota yang ideal harus memiliki karakter berkelanjutan, hijau, inklusif, serta pertumbuhan ekonomi yang merata. “Kita ingin mewujudkan kota impian, yang bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujarnya di acara Sarasehan Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional 2025.

Ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan saat merancang tata ruang. Pertama adalah pelestarian ruang hijau. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem kota. Kedua, perlindungan lahan sawah juga menjadi perhatian. Ketersediaan lahan untuk pertanian harus dijaga agar ketahanan pangan tetap terjamin. Ketiga, perlu adanya pengaturan area pembangunan yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pentingnya identitas kota juga tak luput dari perhatian Bima. Ia menegaskan, RDTR harus bisa mencerminkan kekhasan setiap kota. Namun, ia mengakui bahwa mengubah wajah kota menjadi lebih menarik dan khas bukanlah tugas yang mudah. “Transformasi ini harus bisa menyulap kepadatan ruko, angkot, dan pedagang kaki lima menjadi nuansa lokal yang kuat,” tuturnya.

Penyusunan RDTR memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Bima menekankan pentingnya sinergi antara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, tokoh adat, serta masyarakat umum. “Koordinasi yang solid adalah kunci untuk menghasilkan perencanaan kota yang partisipatif,” ungkapnya.

Dalam hal ini, Bima juga mengapresiasi dukungan dari kementerian terkait seperti Menteri Keuangan dan Menteri Agraria dan Tata Ruang. Ia berharap, alokasi sumber daya untuk RDTR dapat disambut dengan semangat kolektif. “Pembangunan yang inklusif akan membawa manfaat bagi semua pihak,” tambahnya.

Investasi dalam tata ruang yang berkualitas merupakan suatu keharusan bagi generasi mendatang. Bima mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) muda, untuk berperan aktif. “Kami butuh keterampilan dalam menata kota yang inklusif dan terbuka demi mencapai visi sebagai negara maju di tahun 2045,” pungkasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat, termasuk Menteri ATR/Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid dan Ketua Umum IAP Indonesia Hendricus Andy Simarmata. Diskusi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam merancang dan merealisasikan RDTR sebagai alat strategis dalam pengembangan kota.

Dengan adanya NDTR, diharapkan setiap kota bisa mencapai pertumbuhan yang berimbang antara aspek ekonomi dan sosio-kultural. Ini akan membantu mewujudkan lingkungan perkotaan yang nyaman dan berkelanjutan, demi kesejahteraan masyarakat di masa depan. Upaya ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga tentang menciptakan ruang hidup yang mencerminkan keunikan setiap daerah.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id

Berita Terkait

Back to top button