Kredit Paylater Semakin Populer: Pertumbuhan Pesat Hingga September 2025

Kredit buy now pay later (paylater) semakin digemari di Indonesia. Hingga September 2025, pertumbuhan kredit paylater perbankan dan perusahaan pembiayaan menunjukkan angka yang signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa porsi kredit paylater perbankan telah mencapai 0,30% dari total kredit keseluruhan senilai Rp8.162,8 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mencatat bahwa kredit paylater perbankan tumbuh sebesar 25,49% secara tahunan. Per September 2025, baki debet kredit BNPL berada di angka Rp25,49 triliun, meningkat dari Rp24,33 triliun di Agustus 2025. Pengguna paylater perbankan juga bertambah, dari 29,33 juta menjadi 30,31 juta rekening.

Rasio Kredit Bermasalah

Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada kredit ini tercatat sebesar 2,61%. Ini menunjukkan perbaikan dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 2,69%. Pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan juga mengalami lonjakan. Kredit investasi tumbuh 15,18% tahun ke tahun (YoY) diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 7,42% dan kredit modal kerja 3,37% YoY.

Kinerja Lainnya di Sektor Ekonomi

Dari segi debitur, kredit korporasi dan UMKM juga menunjukkan pertumbuhan. Kredit korporasi tumbuh 11,53%, sedangkan kredit untuk sektor UMKM hanya tumbuh tipis sebesar 0,23%. Penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 19,15%, sementara sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh sebesar 19,32%.

Perkembangan di Perusahaan Pembiayaan

Di sisi perusahaan pembiayaan, Agusman selaku Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK melaporkan bahwa kredit paylater telah menunjukkan pertumbuhan yang mencengangkan. Hingga September 2025, kredit paylater di perusahaan pembiayaan tumbuh 88,65% YoY, meningkat dari 79,91% di bulan sebelumnya. Total kredit paylater di perusahaan pembiayaan mencapai Rp10,31 triliun dengan rasio NPF gross sebesar 2,92%.

Pertumbuhan Total Pinjaman

Secara keseluruhan, perusahaan pembiayaan menyalurkan pinjaman senilai Rp507,14 triliun, tumbuh tipis 1,07% YoY. Namun, pertumbuhan ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 1,26% YoY. Meskipun demikian, angka-angka ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap produk paylater tetap tinggi.

Fenomena ini dapat dipahami sebagai respons masyarakat terhadap berbagai kemudahan dalam bertransaksi. Dalam situasi ekonomi yang terus berkembang, banyak yang melihat paylater sebagai solusi finansial yang praktis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tantangan untuk Sektor Paylater

Meski tumbuh pesat, model bisnis paylater juga menghadapi tantangan tersendiri. Pendidikan finansial yang baik menjadi kunci agar pengguna tidak terjebak dalam utang. Pihak OJK telah mengingatkan pentingnya pemahaman konsumen dalam menggunakan produk ini agar tidak mengalami kesulitan di kemudian hari.

Inovasi dan Regulasi

Untuk mendukung pertumbuhan yang sehat, kolaborasi antara OJK dan perusahaan pembiayaan diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih baik. Inovasi yang berkelanjutan dalam produk dan layanan akan sangat diperhatikan. Regulasi yang jelas juga diperlukan guna melindungi konsumen dan menjaga stabilitas sektor keuangan.

Dengan pertumbuhan kredit paylater yang pesat, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk senantiasa menjaga kualitas layanan. Tindakan preventif dalam hal edukasi dan regulasi akan membantu memastikan bahwa pertumbuhan ini berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com

Berita Terkait

Back to top button