
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan keterlibatan perusahaan dalam merger antara PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd. Pandu menegaskan bahwa intervensi dari pihak mereka akan tetap mempertimbangkan aspek komersial. Ia menyatakan pentingnya imbal hasil yang menarik dalam langkah investasi ini.
Pandu juga mengungkapkan bahwa masukan dari pemerintah terkait rencana merger tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan. Ia mengatakan, “Kita pasti ngikutin masukannya dari Pemerintah. Tapi yang terpenting unsur B to B -nya.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa Danantara berkomitmen untuk mengikuti panduan pemerintah dalam melakukan investasi.
Walaupun Pandu tidak menjelaskan lebih jauh tentang posisi Danantara dalam merger ini, ia menegaskan dukungannya terhadap perusahaan dalam negeri. Upaya perusahaan untuk memberikan dukungan kepada GOTO menggambarkan komitmen Danantara untuk membantu pertumbuhan perusahaan lokal. “Kita harus juga menjaga itu,” ungkapnya.
Dalam hal ini, pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Toto Pranoto, memberikan pandangannya. Ia menjelaskan bahwa rencana Danantara untuk terlibat dalam merger merupakan langkah strategis untuk mengamankan posisi kepemilikan saham BUMN, terutama Group Telkom di GOTO. Investasi total Telkom di GOTO mencapai USD450 juta, terdiri dari USD150 juta dan USD300 juta melalui anak usahanya.
Pentingnya intervensi pemerintah dalam mengatur ekosistem digital di Indonesia juga disoroti oleh Toto. Ia menyatakan bahwa keterlibatan pemerintah akan membantu menjaga risiko yang mungkin timbul akibat aksi korporasi besar, seperti merger GOTO dan Grab ini. Menurutnya, peran pemerintah sangat diperlukan untuk melindungi ekosistem yang melibatkan jutaan pengguna dan mitra driver di tanah air.
Toto juga memperingatkan bahwa tanpa adanya intervensi pemerintah, risiko akan meningkat akibat ekspansi kedua perusahaan setelah merger. Ia menekankan bahwa kehadiran Danantara dapat membantu menjaga agar ekosistem digital nasional tetap terjamin. “Kalau Danantara juga hadir di sana, ekosistem digital nasional bisa tetap terjaga,” tambahnya.
Sementara itu, banyak yang melihat bahwa merger ini bisa mengubah lanskap bisnis digital di Indonesia secara signifikan. Kehadiran Grab yang semakin dominan dan merger dengan GOTO dapat memberikan dampak langsung terhadap pengguna, mitra, dan juga kebijakan pemerintah dalam sektor teknologi.
Dalam konteks ini, Danantara diharapkan bisa menjadi jembatan untuk menarik perhatian pemerintah agar tetap menjaga kepentingan lokal dalam industri digital. Ketika dua raksasa seperti Grab dan GOTO berkolaborasi, tentunya banyak hal yang harus diperhatikan, terutama dalam menjaga keseimbangan kekuatan pasar.
Keterlibatan Danantara dalam proses ini bukan hanya untuk menjaga kepentingan BUMN tetapi juga untuk mengarahkan investasi dengan pertimbangan yang matang. Pandu percaya bahwa penting untuk mendengarkan masukan pemerintah sambil tetap fokus pada aspek bisnis.
Kesimpulannya, perkembangan merger GOTO dan Grab ini memberikan banyak tantangan dan peluang bagi Danantara. Dengan berperan aktif, Danantara dapat membantu memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga di tengah persaingan global. Sektor digital Tanah Air pun akan terus berkembang dengan ekosistem yang mendukung, berkat keterlibatan pemerintah dan perusahaan-perusahaan lokal seperti Danantara.
Baca selengkapnya di: economy.okezone.com




