Cilacap Longsor: Kementerian PU Percepat Evakuasi dan Buka Akses untuk Korban

Pemerintah pusat bergerak cepat menanggapi bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Longsor ini terjadi pada 13 November 2025, dipicu oleh curah hujan ekstrem yang membuat kondisi tanah menjadi labil. Banyak rumah tertimbun dan sejumlah korban jiwa dilaporkan.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa langkah pertama yang diambil adalah membuka akses ke lokasi terdampak. Hal ini penting agar proses penyelamatan dapat dilakukan dengan cepat. “Kami mengerahkan semua sumber daya yang tersedia. Keselamatan warga adalah prioritas tertinggi,” kata Dody.

Untuk mendukung evakuasi, Kementerian PU mengirimkan 15 unit excavator dari berbagai balai teknis. Sebagian alat berat sudah berada di lokasi, sementara yang lain sedang dalam perjalanan. Operasi berlangsung bersama dengan BPBD, Basarnas, dan Forkopimda setempat.

520 Personel Gabungan Beroperasi di Lapangan

Pada briefing 15 November 2025, laporan pemerintah menyebutkan 520 personel dikerahkan untuk penanganan darurat. Mereka dibagi dalam beberapa zona kerja. Kegiatan mereka mencakup pembuatan sodetan aliran air untuk mencegah banjir susulan dan pembukaan akses jalan bagi tim penyelamat.

Menteri Dody juga menegaskan pentingnya koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan BNPB. Mereka berencana melakukan modifikasi cuaca untuk mempercepat operasi pencarian. “Kami dukung penuh semua kebutuhan di lapangan,” tegas Dody.

Dukungan dari Kementerian PU tidak hanya selama tahap tanggap darurat. Mereka berkomitmen untuk berlanjut hingga masa pemulihan infrastruktur untuk warga yang terdampak.

Banjir Meluas, 79 Ribu Warga Cilacap Terdampak

Sebelum longsor, Kabupaten Cilacap telah mengalami banjir besar akibat hujan deras pada 13 Oktober 2025. Data BNPB mencatat sekitar 79.111 warga terdampak, dengan 491 di antaranya harus mengungsi. Genangan air yang tinggi menyebabkan 65.094 rumah mengalami dampak.

Pemerintah daerah kini bersiap untuk menetapkan status Siaga Darurat. Mereka terus memperbaharui data kerusakan yang ada. Tim BPBD melakukan penilaian untuk memetakan kebutuhan warga dan memantau risiko banjir susulan.

BNPB mengingatkan pentingnya kewaspadaan di kalangan warga. Cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di bulan Oktober berpotensi menyebabkan bencana susulan. Masyarakat dianjurkan untuk memantau informasi peringatan dini melalui kanal resmi BMKG dan BPBD.

Operasi penyelamatan dan pemulihan di Cilacap menjadi perhatian utama saat ini. Kecepatan dalam membuka akses merupakan langkah yang vital. Kerjasama lintas instansi menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan perhatian serius kepada daerah yang tengah mengalami bencana.

Dengan langkah cepat dan terkoordinasi, diharapkan tahap penyelamatan dapat berjalan efektif. Fokus pada keselamatan dan pemulihan infrastruktur setelah bencana menjadi prioritas untuk menjaga kesejahteraan warga. Semoga dengan upaya ini, warga Cilacap dapat segera pulih dan kembali ke kehidupan normal.

Baca selengkapnya di: www.medcom.id

Berita Terkait

Back to top button