Laba Bank Digital Kuartal III/2025: Pendorong Utama yang Membuatnya Masih Moncer

Mayoritas bank digital yang merilis laporan keuangan untuk kuartal III/2025 menunjukkan kinerja positif. Beberapa di antara mereka bahkan berhasil membukukan pertumbuhan laba yang signifikan hingga angka dua digit.

Kinerja ini tidak lepas dari meningkatnya aktivitas ekonomi di Indonesia. Kenaikan transaksi online, seperti dalam sektor transportasi dan marketplace, menjadi salah satu faktor utama. Global Market Economist dari Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas ini sangat berpengaruh terhadap bank digital yang terhubung dengan provider transportasi dan marketplace.

“Ketika aktivitas meningkat, transaksi dari bank digital juga ikut meningkat,” ungkap Myrdal. Hal ini menunjukkan bahwa sinergi antara bank digital dan ekosistem digital lainnya sangat penting dalam memacu pertumbuhan.

Penurunan Suku Bunga Menguntungkan Bank Digital

Iklim suku bunga yang kini sedang menurun juga berperan besar dalam kinerja positif ini. Penurunan suku bunga acuan memberikan peluang bagi bank digital untuk memperlebar spread bunga mereka. Dengan adanya efisiensi operasional yang baik, beban operasional bank-bank digital menjadi lebih ringan.

Myrdal menambahkan, efisiensi dalam operasional ini berdampak positif terhadap pendapatan bank digital. "Hal ini merupakan alasan utama kenapa bank digital mengalami perbaikan kinerja sepanjang tahun ini," jelasnya.

Performa Pertumbuhan Laba yang Menjanjikan

Berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah bank digital, banyak yang mencatatkan laba positif hingga kuartal III/2025. Bank Seabank, Allo Bank, Bank Jago, dan Bank Amar adalah beberapa bank yang mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan. Ada juga bank yang sebelumnya mengalami rugi, namun kini berhasil membalikkan keadaan dan mencatatkan laba, seperti PT Superbank Indonesia dan Bank Aladin Syariah.

Sementara itu, PT Hibank Indonesia mencatatkan penurunan laba dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar bank digital mengalami kinerja positif, ada juga yang belum sepenuhnya pulih dari tantangan yang dihadapi tahun lalu.

Proyeksi Kinerja yang Berkelanjutan

Myrdal memperkirakan, tren positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2025. Faktor musiman juga diperkirakan akan mendongkrak performa bank, baik dari sisi kredit maupun non-kredit. Hal ini bisa meningkatkan pendapatan dari setiap transaksi yang dilakukan.

Namun, kondisi ini bukan tanpa tantangan. Meskipun semua indikator menunjukkan kinerja yang baik, Myrdal mengingatkan tentang valuasi saham bank digital yang masih tergolong tinggi. Indikator seperti price to earnings ratio (PER) dan price to book value (PBV) menunjukkan bahwa harga saham saat ini masih mahal.

Saran bagi Investor

Myrdal merekomendasikan bahwa saham bank digital lebih cocok untuk strategi jangka pendek atau trading. Potensi untuk aksi hold jangka panjang cukup terbatas karena valuasi belum mencerminkan kinerja yang sepadan. Investor baru disarankan untuk mempertimbangkan kepemilikan jangka panjang hanya jika memiliki informasi non-teknis yang kuat tentang prospek bisnis bank digital.

Dengan berbagai faktor pendorong ini, kinerja bank digital di Indonesia akan terus menjadi perhatian. Peningkatan dalam sektor digital menjadi salah satu aset berharga yang harus dioptimalkan. Ini adalah kesempatan bagi industri perbankan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com

Berita Terkait

Back to top button