
Sebuah patung perunggu yang menggambarkan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, berdiri di Alun-Alun Kabupaten Indramayu mengalami kerusakan. Patung tersebut dilaporkan miring setelah tertimpa tenda akibat terhempas angin kencang.
Peristiwa ini menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian publik. Kerusakan terjadi saat tenda yang milik panitia acara pelantikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tidak segera dibongkar setelah acara berlangsung. “Tenda tidak dilepas sampai hari Kamis. Angin kencang membuatnya roboh menimpa patung,” ujar Krisdiantoro, Plt Kabid Perumahan dan Permukiman Diskimrum Indramayu.
Patung yang terbuat dari perunggu ini dipasang pada 2023, pada masa pemerintahan Bupati Nina Agustina. Bagian kepala patung tampak miring, menunjukan kerusakan signifikan akibat insiden ini. Dinas Permukiman dan Perumahan Kabupaten Indramayu segera melakukan pengecekan setelah kejadian tersebut.
Dinas berharap perbaikan dilakukan oleh pihak yang sama dengan pembuat patung. Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Selain menurunkan patung Soekarno, mereka juga menurunkan patung Wakil Presiden Muhammad Hatta di lokasi yang sama. Langkah ini diambil untuk menjaga agar kondisi patung tetap aman.
Kronologi kejadian dimulai saat angin kencang melanda pada sore hari. Tenda yang seharusnya sudah dibongkar, ternyata masih berdiri. Krisdiantoro menegaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui penyebab tenda terlambat dibongkar. Hal ini menjadi sorotan mengingat patung Soekarno merupakan salah satu ikon penting di Kabupaten Indramayu.
Pengambilan tindakan preventif ini bertujuan agar kejadian serupa tidak terulang. Dinas Permukiman dan Perumahan juga memastikan akan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan patung- patung yang ada di lokasi publik. Patung Soekarno dan Hatta, sebagai simbol perjuangan, memiliki nilai sejarah yang sangat penting.
Komitmen untuk menjaga aset budaya ini diharapkan menjadi perhatian semua pihak, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Kerusakan pada patung bukan hanya kehilangan nilai estetika, tetapi juga kehilangan nilai historis yang terkandung di dalamnya.
Pihak terkait terus melakukan evaluasi agar kejadian ini tidak terulang. Pemerintah daerah berencana untuk memperketat pengawasan terhadap pemasangan tenda dan akomodasi lain di area publik. Ini merupakan langkah penting agar ingatan akan jasa para pahlawan tidak ternodai oleh kelalaian.
Perbaikan patung Soekarno menjadi prioritas. Dinas berencana segera mencari pengrajin yang tepat untuk memperbaikinya. Mereka ingin memastikan agar hasil perbaikan tidak merusak bentuk asli patung. Patung ini bukan hanya sekedar objek, tetapi simbol perjuangan dan identitas bangsa.
Sementara itu, publik sangat menantikan proses perbaikan patung ini. Harapan mereka agar patung dapat kembali terlihat gagah dan terawat. Ini adalah cermin dari rasa hormat dan penghargaan masyarakat terhadap sejarah bangsa dan para pendiri Republik.
Dengan adanya perhatian luas dari media dan masyarakat, diharapkan insiden ini dapat menjadi pelajaran bagi pengelola aset budaya lainnya. Keselamatan dan keamanan patung yang menjadi simbol sejarah harus selalu diutamakan. Semua pihak perlu berperan aktif dalam menjaga warisan budaya agar tetap lestari.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id




