
Kilang LPG Recovery Cilamaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, hampir siap untuk beroperasi. Proyek ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor LPG. Akan mulai beroperasi secara komersial sebelum akhir Januari 2026, kilang ini memiliki kapasitas 40 MMSCFD.
Pembangunan kilang ini mencerminkan langkah konkret dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam mendukung visi pemerintah. Menurut Hidayat, Project Manager, keberadaan kilang ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor. “Saat ini, sebagian besar kebutuhan LPG domestik masih bergantung pada impor,” ujarnya.
Kebutuhan LPG nasional saat ini mencapai 6,5–7 juta ton per tahun. Angka ini menunjukkan bahwa sekitar 75-80 persen dari total konsumsi dalam negeri masih mengandalkan impor dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Qatar, dan Arab Saudi. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik melalui pengembangan kilang baru dan optimalisasi fasilitas-existing.
Kilang LPG Cilamaya akan menerima pasokan bahan baku gas dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ). Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi sekitar 178 metrik ton LPG setiap hari dengan menggunakan teknologi modern. Ini melibatkan dua kolom fraksinasi dan satu kolom absorpsi serta sistem pendinginan yang efisien.
Dari segi ekonomi, pembangunan kilang LPG ini akan membawa dampak positif. Selama tahap EPC, proyek ini telah menyerap sekitar 261 tenaga kerja lokal. Sekitar 60 persen dari tenaga kerja yang terlibat adalah warga setempat. Setelah kilang mulai beroperasi, diharapkan 25 pekerja lokal akan direkrut untuk tahap operasi dan pemeliharaan selama 10 tahun ke depan.
Dukungan dari PT PLN (Persero) juga menjadi bagian penting dalam operasional kilang ini. Kebutuhan listrik sebesar 3.465 KVA per hari akan terpenuhi melalui pasokan dari jaringan listrik nasional. Hidayat menekankan bahwa penggunaan jaringan listrik nasional menunjukkan komitmen terhadap infrastruktur kelistrikan yang ada.
Modal investasi dari sektor swasta dalam pembangunan kilang ini mencerminkan kepercayaan industri terhadap kebijakan pemerintah. Proyek ini tidak hanya dalam rangka mendukung substitusi impor LPG, tetapi juga berfungsi sebagai fondasi untuk menjaga stabilitas pasokan energi nasional. Ini akan menjadi contoh untuk inisiatif serupa di masa depan.
Dengan tujuan menjadi lebih mandiri dalam pengadaan LPG, Kilang LPG Cilamaya merupakan langkah penting dalam upaya penguatan ketahanan energi nasional. Selain memberi kontribusi signifikan terhadap pasokan LPG, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian energi dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Sebagai bagian dari visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045,” pembangunan kilang ini menjadi salah satu pijakan utama. Pemerintah terus berupaya memperkuat ketahanan energi dan mempercepat transisi menuju pemanfaatan sumber daya domestik. Inisiatif semacam ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Baca selengkapnya di: ekbis.sindonews.com




