Harga Bitcoin Terancam Turun ke US$ 25.000: Apa Penyebab dan Dampaknya?

Bitcoin kembali mengalami tekanan signifikan. Harga cryptocurrency ini merosot ke level terendah dalam tujuh bulan, mendekati batas psikologis USD 80.000. Banyak analis memperingatkan, jika harga jatuh lebih jauh, dapat memicu koreksi yang lebih dalam.

Data yang dilaporkan oleh Reuters menunjukkan Bitcoin turun hingga USD 80.553 dalam perdagangan terbaru. Ether juga mengalami penurunan, mencapai posisi terendah dalam empat bulan. Penurunan ini terjadi di tengah aksi jual besar-besaran aset berisiko. Kekhawatiran terhadap valuasi saham teknologi yang berlebihan serta ketidakpastian terkait pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS semakin memperburuk situasi.

Pekan ini, Bitcoin tercatat mengalami koreksi hingga 12%. Penurunan ini menghapus seluruh penguatan yang dicetaknya sepanjang tahun. Sebelumnya, pada Oktober 2025, Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi di atas USD 120.000. Rekor itu didorong oleh sentimen regulasi yang lebih ramah terhadap aset kripto secara global.

Menurut Tony Sycamore, analis dari IG, jika situasi ini mencerminkan sentimen risiko yang lebih luas, kemungkinan besar kondisi pasar akan memburuk. Standard Chartered juga mencatat, apabila Bitcoin jatuh di bawah USD 90.000, sekitar 50% dari total kepemilikan kripto perusahaan tersebut bisa mengalami kerugian. Hal ini dapat mendorong perusahaan untuk menjual sebagian aset atau mencari pendanaan baru, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan jual di pasar.

Penting untuk dicatat bahwa saat ini perusahaan publik memiliki sekitar 4% dari total Bitcoin yang beredar. Brent Donnelly, Presiden Spectra Markets, mengingatkan bahwa pada masa keruntuhan sebelumnya, yakni pada 2018 dan 2022, Bitcoin sempat jatuh hingga 75%-80% dari puncaknya. Jika pola ini terulang, ada kemungkinan Bitcoin bisa jatuh hingga USD 25.000.

Donnelly menyatakan, “Saya tidak ingin mengatakan kita memasuki crypto winter. Namun, penurunan 75%-80% adalah sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya pada Bitcoin.” Hal ini menunjukkan betapa fluktuatifnya pasar kripto dan bagaimana sentimen investor bisa sangat memengaruhi harga.

Faktor-faktor seperti aksi jual besar-besaran, kekhawatiran atas inflasi, dan kebijakan moneter yang ketat dapat terus memengaruhi harga Bitcoin. Investor disarankan untuk tetap waspada dan melakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Kondisi pasar saat ini mencerminkan ketidakpastian yang bisa berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

Bagi para investor Bitcoin, penting untuk memahami bahwa volatilitas adalah karakteristik utama dari cryptocurrency. Investor yang tidak siap dengan perubahan harga yang tajam dapat menghadapi risiko besar. Saat ini, banyak yang berharap adanya pemulihan, namun tantangan tersebut terlihat semakin mendekat.

Dalam situasi ini, perhatian lebih perlu diberikan pada faktor eksternal yang memengaruhi pasar, termasuk perkembangan teknologi dan regulasi pemerintah. Diharapkan, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan lembaga keuangan dapat membantu menstabilkan pasar. Pemantauan terus-menerus terhadap tren pasar juga sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian yang ada.

Dengan segala tantangan ini, Bitcoin tetap menjadi salah satu aset investasi yang menarik bagi banyak orang. Namun, keputusan untuk berinvestasi harus diambil dengan hati-hati dan berdasarkan analisis yang cermat terhadap situasi pasar saat ini. Kesiapan menghadapi risiko akan sangat menentukan bagi para investor, terutama dalam kondisi pasar yang tidak menentu.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button